Kamis, 08 November 2012

Lazio vs Panathinaikos, Rotasi Tim Terluka Menjelang Derby


Lazio vs Panathinaikos, Rotasi Tim Terluka Menjelang Derby
oleh Galuh Trianingsih Lazuardi
© 2012

grafis dari http://uefa.com
Akhirnya Petkovic tidak punya pilihan lain selain melakukan rotasi timnya. Kekukuhan Petkovic untuk terus memainkan “starting eleven” yang sama berbuah petaka dengan mencatat dua kekalahan telak dan 1 seri dari tiga laga Serie-A terakhir, kemasukan 7 gol dan hanya berhasil menyarangkan 1 gol.

Lazio dalam kondisi terluka, dan kurang dari tiga hari lagi dihadapkan pada laga paling bergengsinya tiap musim, Derby della Capitale. Reja memenangi dua derby musim lalu, dan hingga kini pencapaian Petkovic masih cukup jauh di bawah Reja. Maka Petkovic akan mengkonsentrasikan laga untuk derby, sekaligus menjaga laga lawan Panathinaikos untuk modal moral menjelang laga lawan AS Roma.

Petkovic akan memainkan pola 4-4-2 dengan menduetkan Floccari dengan Kozak di depan, sekaligus memberi istirahat penuh bagi Klose. Zarate akan memulai dari bangku cadangan dan, jika diturunkan sebagai pengganti, merupakan kesempatan terakhir baginya untuk membuktikan diri di hadapan The Doctor, bahwa pembelaan sang allenatore untuk dirinya adalah tindakan benar.

Empat pemain belakang akan diisi oleh pemain yang sama sekali berbeda dengan menduetkan Cana dan Ciani di jantung pertahanan, didampingi Scaloni dan Radu di sayap. Ini adalah debut Radu musim ini setelah istirahat panjang. Konko dan Dias bahkan sama sekali tidak didaftarkan untuk laga ini. Sementara Marchetti akan kembali diturunkan untuk memperkuat gawang Lazio, sekaligus pra-kondisi sebelum turun di derby setelah sebulan absen karena cedera.

Di tengah, Ledesma tetap menjadi jangkar dan dilapis oleh pemain muda Onazi yang kuat dalam membantu pertahanan. Sementara Mauri, seperti biasanya akan secara ketat mendampingi kedua striker. Ederson, seperti sepanjang karirnya, belum dapat diturunkan dan lebih banyak menghuni ruang perawatan.

Berbeda dengan Lazio, Panathinaikos berada dalam tren kebangkitan dengan tidak terkalahkan di 5 laga terakhirnya, termasuk memetik kemenangan di laga domestik terakhir. Posisinya yang hanya terpaut 3 poin dari Lazio memberi motivasi kepada mereka untuk memetik kemenangan pertama di Olimpico dan minimal menyamai poin Biancocelesti. Grup J Liga Eropa memang sangat ketat, keempat tim memiliki peluang sama besar untuk lolos ke fase knock out.

Laga sulit menjelang derby. Dengan konsentrasi yang terbagi ke derby, hasil seri akan menjadi kemungkinan yang sangat mungkin terjadi. Tetapi dengan konsistensi dan determinasi dari sebuah tim yang tengah terluka, kemenangan tipis bukan mustahil untuk digapai.

Head to head:
8 Agustus 2007 (Pra Musim): Lazio 2-1 Panathinaikos
25 Oktober 2012 (Liga Europa): Panathinaikos 1-1 Lazio


Lima Laga Terakhir Lazio:
4 November 2012 (Serie-A): Catania 4-0 Lazio
1 November 2012 (Serie-A): Lazio 1-1 Torino
28 Oktober 2012 (Serie-A): Fiorentina 2-0 Lazio
25 Oktober 2012 (Liga Europa): Panathinaikos 1-1 Lazio
21 Oktober 2012 (Serie-A): Lazio 3-2 Milan

Lima Laga Terakhir Panathinaikos:
4 November 2012 (Super League): Panathinaikos 1-0 AEK Athena
29 Oktober 2012 (Super League): OFI 2-2 Panathinaikos
25 Oktober 2012 (Liga Europa): Panathinaikos 1-1 Lazio
21 Oktober  2012 (Super League): Panathinaikos 1-1 Aris
7 Oktober 2012 (Super League): Xanthi 1-2 Panathinaikos

Perkiraan Susunan Pemain:
Lazio (4-4-2):
22-Federico Marchetti; 5-Lionel Scaloni, 2-Michael Ciani, 27-Lorik Cana, 26-Stefan Radu; 24-Cristian Ledesma, 23-Ogenyi Onazi, 15 Alvaro Gonzalez, 6-Stefano Mauri (kapten); 99-Sergio Floccari, 18-Libor Kozak

Panathinaikos (4-3-3):
27-Orestis Karnezis; 16-Giourkas Seitaridis, 44-Jose Manuel Velazquez, 41-Diamantis Chouchoumis, 31-Nikos Spyropoulos; 34-Spyros Fourlanos, 6-Vitolo, 17-Zeca; 7-Charis Mavrias, 9-Toche, 61-Quincy Owusu-Abeyie

Wasit:
Robert Schorgenhofer (Austria)

Penerawangan Mbah Galuh:
Lazio 1-1 Panathinaikos

Waktu Pertandingan:
Jumat, 9 November 2012, pukul 03.05 WIB

Sabtu, 03 November 2012

Catania-Lazio, Upaya Kedua untuk Bangkit


Catania – Lazio, Upaya Kedua untuk Bangkit
oleh Galuh Trianingsih Lazuardi
© 2012

grafis dari http://legaseriea.it
Usai dikalahkan Fiorentina, Lazio gagal kembali ke jalur kemenangan dengan ditahan Torino 1-1 di Olimpico tengah pekan ini. Kini kesempatan tertunda itu kembali terbuka saat bertandang ke Stadio Angelo Massimino menghadapi tuan rumah Catania. Situasi yang sama juga juga dihadapi Catania, yang gagal memenangi 4 laganya usai membukukan kemenangan 2-0 atas Parma. Hasil seri 2-2 di kandang Udinese akan menjadi modal semangat bagi Lodi dan kawan-kawan.

Petkovic tak dapat menurunkan Klose yang menjalani hukuman akibat mengoleksi 4 kartu kuning, serta Marchetti dan Ederson yang masih berkutat dengan penyembuhan cederanya. Tetapi “the Doctor” kembali dapat menurunkan Ledesma dan Hernanes, sehingga akan kembali memainkan pola 4-1-4-1 dengan menempatkan Rocchi sebagai penyerang tunggal.

Pelatih Rolando Maran tidak dapat menurunkan penyerang Keko dan bek Blazej Augustyn yang cedera. Maran akan tetap memainkan sepakbola agresifnya dengan skema 3-5-2 dan menurunkan tujuh pemain Argentina termasuk Bergessio dan Gomez sebagai tombak kembar.

Lazio akan termotivasi untuk memenangkan laga keras ini, karena posisinya kini makin tertinggal dari Juventus sang pemuncak klasemen, Inter dan Napoli. Tidak ada pilihan lain kecuali meraih tiga poin, apalagi pekan depan, sehabis menjamu Panathinaikos, Lazio akan menghadapi Roma di Derby della Capitale yang pertama bagi Petkovic.

Head to Head:
Sejak musim 1954/1955, kedua tim telah bertemu sebanyak 26 kali dengan Lazio memenangi 8 laga, Catania memenangi 9 laga dan 8 laga berakhir imbang. Pertemuan terakhir terjadi di Stadio Angelo Massimino musim lalu, saat Lazio kalah 0-1. Kemenangan terakhir Lazio atas Catania juga terjadi di tempat yang sama yaitu musim 2010/2011 saat Lazio menang dengan skor 4-1.
Lima Head to Head terakhir:
18 Maret 2012 (Serie-A): Catania 1-0 Lazio
26 Oktober 2011 (Serie-A): Lazio 1-1 Catania
17 April 2011 (Serie-A): Catania 1-4 Lazio
28 November 2010 (Serie-A): Lazio 1-1 Catania
7 Februari 2010 (Serie-A): Lazio 0-1 Catania

Empat laga terakhir Catania:
31 Oktober 2012 (Serie-A): Udinese 2-2 Catania
28 Oktober 2012 (Serie-A): Catania 0-1 Juventus
21 Oktober 2012 (Serie-A): Inter 2-0 Catania
7 Oktober 2012 (Serie-A): Catania 2-0 Parma
30 September 2012 (Serie-A): Bologna 4-0 Catania

Empat laga terakhir Lazio:
1 November 2012 (Serie-A): Lazio 1-1 Torino
29 Oktober 2012 (Serie-A): Fiorentina 2-0 Lazio
25 Oktober 2012 (Liga Europa): Panathinaikos 1-1 Lazio
21 Oktober 2012 (Serie-A): Lazio 3-2 Milan
7 Oktober 2012 (Serie-A): Pescara 0-3 Lazio

Perkiraan Susunan Pemain:
Catania (3-5-2):
21-Mariano Andujar; 5-Alexis Rolin, 6-Nicola Legrottaglie, 3-Nicolas Spolli; 13-Mariano Izco (kapten), 10-Francesco Lodi, 4-Sergio Almiron, 28-Pablo Barrientos, 12-Giovanni Marchese; 9-Gonzalo Bergessio, 17-Alejandro Gomez

Lazio (4-1-4-1):
1-Albano Bizzari; 29-Abdoulay Konko, 3-Andre Dias, 20-Giuseppe Biava, 19-Senad Lulic; 24-Cristian Ledesma; 87-Antonio Candreva, 15-Alvaro Gonzalez, 8-Anderson Hernanes, 6-Stefano Mauri; 9-Tommaso Rocchi (kapten)

Wasit:
Paolo Silvio Mazzoleni

Penerawangan Mbah Galuh:
Catania 0-1 Lazio

Waktu Pertandingan:
Minggu, 4 November 2012, pukul 21.00 WIB.

Klose, Dari Pengatur Serangan Hingga Kartu Kuning Keempat


Klose, Dari Pengatur Serangan Hingga Kartu Kuning Keempat
oleh Galuh Trianingsih Lazuardi
© 2012

foto dari http://lalazio24.it
 Ada pemandangan menarik saat Lazio menjamu Torino di Olimpico tengah pekan lalu. Klose tidak mencetak gol pada laga itu. Tetapi Laziali di curva nord Olimpico melakukan yel khusus untuk mengapresiasi pemain berusia 34 tahun ini, minimal dua kali. Sambutan yang tak kalah meriah dengan ketika Mauri mencetak gol penyeimbang dan ketika papan skor menayangkan berita kekalahan AS Roma dari Parma.

Lazio turun tanpa dua pemain pentingnya: Ledesma, si pengatur kedalaman lapangan tengah, dan Hernanes, si kreator serangan. Hal ini membuat Miroslav Klose bermain lebih dalam dan menggantikan peran Hernanes sebagai pengatur serangan, memberikan kotak penalti Torino sepenuhnya kepada Tommaso Rocchi.

Kerja keras yang ditunjukkan Klose tak luput dari pandangan Laziali di curva nord Olimpico. Berulang kali mereka meneriakkan yel, “Klose, Klose....” sebagai apresiasi atas pembuktian Klose yang memendam habis egonya sebagai striker dan mendedikasikan sepenuh tenaganya bagi kepentingan tim. Padahal, satu gol lagi, Klose akan menjadi pemuncak pencetak gol Serie A musim ini. Itulah Klose. Baginya kepentingan tim diletakkan di atas pamor pribadi. Sikap semacam inilah yang membuat dirinya menjadi bintang besar.

Pemandangan menarik kedua terjadi menjelang akhir laga. Klose yang merasa dirinya tidak melakukan pelanggaran, memrotes wasit yang meniup peluit. Menilai protesnya terlalu keras, wasit mengeluarkan kartu kuning bagi Klose. Bersamaan dengan itu, Laziali di curva nord membahana, menyambut kartu kuning ini seakan-akan Klose mencetak gol, “Klose, Klose.....” Mengapa?

Saat memulai laga lawan Torino, Klose sudah mengantungi 3 kartu kuning. Dengan satu tambahan lagi di laga ini, maka genaplah 4 kartu kuning dikoleksinya, yang berarti Klose tidak dapat memperkuat Lazio saat bertandang ke Stadio Angelo Massimino menantang Catania akhir pekan ini. Dan Laziali menarik napas lega menyambut kartu kuning keempat Klose. Mengapa?

Pekan depan Lazio akan menghadapi laga penting, Derby della Capitale pertama bagi Petkovic. Seandainya kartu kuning keempat Klose diterimanya di Stadio Angelo Massimino, maka berarti Klose harus absen dari derby terpanas di Eropa ini. Padahal musim lalu Klose membuktikan peran signifikannya di derby. Pada derby pertamanya Klose mencetak gol kemenangan di menit-menit akhir laga. Pada derby keduanya, tusukan Klose ke daerah penalti Roma membawa berkah: dikartumerahkannya Stekelenburg dan dicetaknya gol oleh Hernanes dari titik penalti.

Klose memang tak dapat memperkuat timnya saat berlaga melawan Catania. Floccari, atau kemungkinan besar Rocchi, akan menggantikan peran Klose. Ledesma dan Hernanes sudah dapat berlaga lagi dalam kondisi bugar. Giliran Klose beristirahat. Dan kemungkinan besar Klose juga akan diistirahatkan saat menjamu Panathinaikos di matchday 4 Liga Eropa tengah pekan depan. Klose akan tampil bugar pada derby dan kita akan menanti keajaibannya.

Kamis, 01 November 2012

Hingga Saat Ini Reja Masih Di Atas Petkovic


Hingga Saat Ini Reja Masih Di Atas Petkovic
oleh Galuh Trianingsih Lazuardi
© 2012

foto dari http://lazioland.com
Serie A musim ini telah menyelesaikan 10 pertandingan. Masih tersisa 28 putaran lagi, apa yang dicapai masing-masing tim belum bisa menggambarkan posisi akhir klasemen. Tiap tim secara teoritis masih mungkin meraih scudetto atapun terdegradasi ke Serie B.

Lazio memulai musim dengan harapan baru di bawah pelatih baru. Permainan Lazio berubah, bukan pada sistem saja tetapi lebih pada pola. Lazio kini lebih indah untuk dinikmati dengan pola menyerangnya, sangat berbeda dengan dua musim terdahulu yang cenderung memainkan sepakbola negatif yang pragmatis.

Petkovic segera menjadi pujaan hati Laziali. Berlainan dengan Reja yang arogan, meledak-ledak, temperamental serta tidak akrab dengan fans dan media, Petkovic adalah pribadi yang santun, rendah hati, tenang serta akrab dengan fans dan media. Petkovic memiliki kemampuan public relation yang lebih daripada sekedar memadai untuk menjadikannya sebagai media darling dan fans darling. Bukti paling nyata adalah ketika Petkovic menyingkirkan Zarate, fans cenderung diam, bahkan Zarate dicemooh ketika diganti saat melawan Genoa. Padahal, musim lalu Reja lah yang dicemooh dan dimusuhi fans Lazio ketika mendepak Zarate.

Tetapi di atas segalanya, Lazio membutuhkan seorang pelatih yang mampu mengangkat prestasinya, bukan sekedar seorang selebritas yang dipuja-puji. Tolok ukur sebenarnya adalah prestasi tim di lapangan, bukan di headline media.

Perjalanan memang masih panjang. Petkovic memberi harapan bahwa Lazio akan mampu masuk zona Liga Champions di akhir musim. Tetapi marilah kita berhenti di akhir giornata 10 ini dan membandingkan apa yang telah dicapai kedua pelatih tersebut pada titik yang sama pada musim masing-masing. Reja pada musim 2010/2011 dan 2011/2012, dengan Petkovic saat ini.

Musim 2010/2011 – Edoardo Reja:
Skuad inti, secara kualitatif tidak lebih baik daripada tim musim ini. Zarate sudah ada di skuad, sementara kiper dan bek kanan ditempati Muslera dan Lichtsteiner. Floccari, Kozak, Hernanes dan Gonzalez baru bergabung.

Pada akhir giornata 10, Lazio berada di puncak klasemen sebagai capolista. Mengumpulkan 22 poin hasil 7 menang, 1 seri, 2 kalah. Mencetak 13 gol dan kemasukkan 8 gol. Pertandingan yang telah dimainkan adalah: Sampdoria 2-0 Lazio, Lazio 3-1 Bologna, Fiorentina 1-2 Lazio, Lazio 1-1 Milan, Chievo 0-1 Lazio, Lazio 1-0 Brescia, Bari 0-2 Lazio, Lazio 2-1 Cagliari, Palermo 0-1 Lazio dan Lazio 0-2 Roma.

Musim 2011/2012 – Edoardo Reja:
Skuad inti musim ini boleh dikatakan sama dengan skuad ini. Zarate dan Floccari memang dipinjamkan, Muslera dan Lichtsteiner dijual; tetapi Marchetti, Konko, Cana, Stankevicius, Lulic, Cisse dan Klose datang. Diakite kembali dari peminjaman.

Setelah berlaga 10 kali, Lazio berada di posisi dua klasemen di bawah Udinese. Mengumpulkan 21 poin hasil 6 menang, 3 seri dan 1 kalah. Mencetak 16 gol dan kemasukkan 8 gol. Pertandingan yang telah dimainkan adalah: Milan 2-2 Lazio, Lazio 1-2 Genoa, Cesena 1-2 Lazio, Lazio 0-0 Palermo, Fiorentina 1-2 Lazio, Lazio 2-1 Roma, Bologna 0-2 Lazio, Lazio 1-1 Catania, Cagliari 0-3 Lazio dan Lazio 1-0 Parma.

Musim 2012/2013 – Vladimir Petkovic:
Skuad Lazio tidak banyak berubah. Cisse memang pergi, tetapi ada tambahan Ciani dan Ederson, serta Zarate dan Floccari yang pulang dari peminjaman.

Pada akhir giornata 10, Lazio berada di posisi empat klasemen di bawah Juventus, Inter dan Napoli. Mengumpulkan 19 poin hasil 6 menang, 1 seri dan 3 kalah. Mencetak 16 gol dan kemasukan 11 gol. Pertandingan yang telah dimainkan adalah: Atalanta 0-1 Lazio, Lazio 3-0 Palermo, Chievo 1-3 Lazio, Lazio 0-1 Genoa, Napoli 3-0 Lazio, Lazio 2-1 Siena, Pescara 0-3 Lazio, Lazio 3-2 Milan, Fiorentina 2-0 Lazio dan Lazio 1-1 Torino.


Dengan segala hormat harus saya katakan, bahwa pada titik ini Reja masih lebih baik daripada Petkovic, baik dari sisi peringkat klasemen maupun parameter poin yang diraih serta selisih gol. Lazio musim lalu, misalnya sama produktifnya dalam mencetak gol, tetapi memiliki pertahanan yang lebih baik. Tidak perlu menyinggung soal ketidakberuntungan akibat nasib atau ulah wasit. Karena Lazio juga pernah beruntung dan pernah diuntungkan wasit, dan hal-hal seperti ini berada di luar kekuasaan klub. Dan Lazio bukan satu-satunya klub yang merasakan hal ini.

Petkovic jelas harus berusaha lebih keras lagi untuk menyamai dan kalau bisa melebihi Reja. Momentum keakraban dengan fans dan media harus dijadikan modal awal untuk memudahkan upaya ini. Hari ini harus lebih baik daripada kemarin, dan esok harus lebih baik daripada hari ini.

Selamat berjuang, Petkovic! Kamu pasti bisa!

Rabu, 31 Oktober 2012

Lazio-Torino, Laga Dua Tim Terluka


Lazio-Torino, Laga Dua Tim Terluka
oleh Galuh Trianingsih Lazuardi
© 2012

grafis dioleh dari http://legaseriea.it
Kontroversi keputusan wasit yang melanda Eropa, tidak hanya Italia, pekan lalu, menimbulkan kemarahan banyak tim. Lazio dan dan Torino adalah dua tim yang turut merasakan hal ini. Oleh karena itu, ini adalah laga antara dua tim yang marah dan terluka.

Torino mengawali musim dengan gemilang, tetapi setelah kemenangan sensasional 5-1 di kandang Atalanta, prestasi tim ini cenderung menurun. Sungguhpun demikian, Torino bukan lawan yang akan dengan mudah ditaklukkan, karena prestasi mereka di kandang lawan lebih baik daripada saat bermain di Stadio Olimpico Torino.

Petkovic untuk pertama kalinya tidak dapat menurunkan dua pemain kuncinya. Ledesma yang tak tergantikan sebagai pemain jangkar serta Hernanes yang merupakan kreator serangan. Brocchi dan Onazi akan menggantikan posisi keduanya, tetap dengan pola 4-1-4-1 dengan Klose sebagai penyerang tunggal. Marchetti, Ederson dan Stankevicius juga masih dilanda cedera, sementara Radu mungkin saja akan melakukan debutnya musim ini dari bangku cadangan.

Giampiero Ventura tak dapat menurunkan Sansone karena hukuman kartu merah serta Santana dan Suciu yang cedera. Bek timnas Italia, Ogbonna dapat diturukan kembali. Kapten Bianchi yang diistirahatkan saat laga melawan Parma akan diturunkan dengan kondisi bugar. Ini pemain yang harus diwaspadai karena dia mencetak sebagian gol Torino. Bianchi pernah bermain untuk Lazio selama setengah musim sebagai pemain pinjaman tahun 2008.

Ini tentu bukan laga ringan bagi Lazio. Tetapi setelah hasil buruk di Stadio Artemio Franchi hari Minggu lalu, tentu para pemain akan memiliki motivasi lebih untuk kembali ke trek kemenangan. Tidak dapat turunnya Hernanes dan Ledesma juga akan memotivasi Brocchi dan Cavanda untuk menunjukkan kualitas mereka kepada Petkovic. Yang harus diwaspadai adalah babak kedua, karena selama ini Lazio cenderung selalu “kalah” di babak kedua. Laga akan ketat, tetapi kualitas Lazio masih di atas Torino, walaupun tidak terlalu jauh berbeda, tetapi cukup untuk memenangi laga dengan dua gol.

Head to head:
Sejak musim 1927/1928 kedua tim telah bertemu di 118 pertandingan. Lazio memenangi 31 laga, Torino 38 laga dan 49 laga lainnya berakhir seri. Terakhir kali kedua tim bertemu adalah pada uji coba pra-musim di Auronzo yang berakhir dengan kemenangan Torino dengan skor 3-0. Walaupun demikian, pada laga resmi, Lazio tidak terkalahkan oleh Torino selama 12 tahun terakhir. Kekalahan terakhir Lazio atas Torino terjadi pada musim 2001/2002 di Stadio Olimpico Torino dengan skor 0-1. Kekalahan terakhir di Stadio Olimpico Roma terjadi pada musim 1994/1995 dengan skor 0-2.
Lima head to head terakhir:
26 Juli 2012 (Pra Musim): Lazio 0-3 Torino
14 Februari 2009 (Serie-A): Lazio 1-1 Torino
22 Januari 2009 (Coppa Italia): Lazio 3-1 Torino
28 September 2008 (Serie-A): Torino 1-3 Lazio
27 Januari 2008 (Serie-A): Torino 0-0 Lazio

Lima Laga Terakhir Lazio:
28 Oktober 2012 (Serie-A): Fiorentina 2-0 Lazio
25 Oktober 2012 (Liga Europa): Panathinaikos 1-1 Lazio
21 Oktober 2012 (Serie-A): Lazio 3-2 Milan
7 Oktober 2012 (Serie-A): Pescara 0-3 Lazio
4 Oktober 2012 (Liga Europa): Lazio 1-0 Maribor

Lima Laga Terakhir Torino:
28 Oktober 2012 (Serie-A): Torino 1-3 Parma
21 Oktober  2012 (Serie-A): Palermo 0-0 Torino
13 Oktober 2012 (Uji Coba): Torino 2-2 Rijeka
7 Oktober 2012 (Serie-A): Torino 0-1 Cagliari
30 September 2012 (Serie-A): Atalanta 1-5 Torino

Perkiraan Susunan Pemain:
Lazio (4-1-4-1):
1-Albano Bizzari; 29-Abdoulay Konko, 3-Andre Diaz, 20-Giuseppe Biava, 19-Senad Lulic; 32-Cristian Brocchi; 87-Antonio Candreva, 15-Alvaro Gonzalez, 23-Ogenyi Onazi, 6-Stefano Mauri (kapten); 11-Miroslav Klose

Torino (4-3-3):
1-Jean Francois Gillet; 3-Danilo D’Ambrosio, 25-Kamil Glik, 6-Angelo Ogbonna, 17-Salvatore Masiello; 33-Matteo Brighi, 14-Alessandro Gazzi, 20-Giuseppe Vives; 11-Alessio Cerci, 9-Rolando Bianchi (kapten), 10-Alessandro Sgrigna

Wasit:
Antonio Giannoccaro

Penerawangan Mbah Galuh:
Lazio 2-0 Torino

Waktu Pertandingan:
Kamis, 1 November 2012, pukul 02.45 WIB.

Sabtu, 27 Oktober 2012

Fiorentina-Lazio Menjaga Tren Positif Menjelang Derby


Fiorentina-Lazio Menjaga Tren Positif Menjelang Derby
oleh Galuh Trianingsih Lazuardi
© 2012

grafis diolah dari http://legaseriea.it

Terlepas dari hasil seri yang mengecewakan saat melawan Panathinaikos di Liga Europa, Lazio telah kembali pada tren positifnya dengan tiga kemenangan beruntun di Serie-A dan menuai 4 poin dari dua laga Eropanya. Tren ini harus dipertahankan karena seminggu lagi Lazio akan menjalani laga istimewa, Derby della Capitale. Hasil positif melawan Fiorentina akan menjadi modal mental yang sangat berharga.

Fiorentina musim ini adalah tim berbahaya. Ditangani Vincenzo Montella, saat ini bertengger di posisi enam klasemen. La Viola lebih berbahaya daripada Milan yang dijungkalka Lazio di Olimpico pekan lalu. Apalagi mereka bermain di hadapan pendukungnya di Stadio Artemio Franchi. Tanpa kompetisi Eropa pemain-pemain Fiorentina akan tampil dalam kebugaran yang lebih baik.

Setelah mengistirahatkan beberapa pemain intinya di Athena, Petkovic akan kembali menurunkan skuad terbaiknya yang ada pada pola 4-1-4-1. Klose, Lulic dan Mauri masih diragukan, tetapi diharapkan dapat pulih dalam dua harin tersisa. Marchetti dan Ederson belum dapat tampil akibat cedera, sementara Radu dan Brocchi telah siap kembali walaupun akan memulainya dari bangku cadangan.

Montella tak dapat menurunkan Roncaglia dan Pizzaro karena hukuman serta Camporesse yang cedera. Tetapi pemain lain sama berbahayanya dengan mereka. Walaupun masih belum sempurna, tampaknya Montella akan tetap bermain dengan skema favoritnya 3-5-2. Duet ujung tombak yang diisi pencetak gol terbanyak mereka, Jovetic, dan Toni harus benar-benar diwaspadai.

Ini laga yang berat bagi Lazio. Mencuri gol secepat mungkin dan mempertahankan kemenangan dengan penguasaan bola serta tekanan yang konsisten harus mampu diperagakan Mauri dan kawan-kawan setelah belajar dari dua pengalaman berharga melawan Milan dan Panathinaikos. Lazio memiliki peluang yang bagus untuk memenangi laga ini, walaupun dengan skor tipis.

Head to head:
Sejak musim 1928/1929 kedua tim telah bertemu di 131 pertandingan. Lazio memenangi 48 laga, Fiorentina 44 laga dan 39 laga lainnya berakhir seri. Lima perjumpaan terakhir Lazio tidak terkalahkan oleh Fiorentina, bahkan memenangi 4 di antaranya. Kekalahan terakhir Lazio dari Fiorentina di Serie-A terjadi pada musim 2008/2009 di Stadio Artemio Franchi dengan skor 3-2. Musim lalu Lazio memenangi kedua laganya melawan Fiorentina.
Lima head to head terakhir:
26 Februari 2012 (Serie-A): Lazio 1-0 Fiorentina
2 Oktober 2011 (Serie-A): Fiorentina 1-2 Lazio
29 Januari 2011 (Serie-A): Lazio 2-0 Fiorentina
18 September 2010 (Serie-A): Fiorentina 1-2 Lazio
2 Februari 2010 (Serie-A): Lazio 1-1 Fiorentina

Lima Laga Terakhir Fiorentina:
21 Oktober  2012 (Serie-A): Chievo 1-1 Fiorentina
7 Oktober 2012 (Serie-A): Fiorentina 1-0 Bologna
30 September 2012 (Serie-A): Inter 2-1 Fiorentina
25 September 2012 (Serie-A): Fiorentina 0-0 Juventus
22 September 2012 (Serie-A): Parma 1-1 Fiorentina

Lima Laga Terakhir Lazio:
25 Oktober 2012 (Liga Europa): Panathinaikos 1-1 Lazio
21 Oktober 2012 (Serie-A): Lazio 3-2 Milan
7 Oktober 2012 (Serie-A): Pescara 0-3 Lazio
4 Oktober 2012 (Liga Europa): Lazio 1-0 Maribor
30 September 2012 (Serie-A): Lazio 2-1 Siena

Perkiraan Susunan Pemain:
Fiorentina (3-5-2):
1-Emiliano Viviano; 15-Stefan Savic, 2-Gonzalo Rodriguez, 40-Nenad Tomovic; 11-Juan Cuadrado, 14-Matias Fernandez, 5-Ruben Olivera, 20-Borja Valero, 23-Manuel Pasqual (kapten); 30-Luca Toni, 8-Stevan Jovetic

Lazio (4-1-4-1):
1-Albano Bizzari; 29-Abdoulay Konko, 3-Andre Diaz, 20-Giuseppe Biava, 19-Senad Lulic; 24-Cristian Ledesma; 87-Antonio Candreva, 15-Alvaro Gonzalez, 8-Anderson Hernanes, 6-Stefano Mauri (kapten); 11-Miroslav Klose

Wasit:
Mauro Bergonzi

Penerawangan Mbah Galuh:
Fiorentina 0-1 Lazio

Waktu Pertandingan:
Minggu, 28 Oktober 2012, pukul 20.00 WIB. Pertandingan tidak disiarkan langsung TVRI.

Hantu Tersebut Bernama Klose


Hantu Tersebut Bernama Klose
oleh Galuh Trianingsih Lazuardi
© 2012

foto dari http://lazioland.com
Bagi Fiorentina, Miroslav Klose adalah hantu yang selalu menghadirkan mimpi buruk. Tak heran, di mata para pendukung La Viola, pemain berusia 34 tahun ini adalah tokoh antagonis. Mimpi buruk yang dihadirkan bagi pasukan ungu tersebut, bahkan sudah dimulai sejak Klose masih berseragam Bayern Muenchen.

Teror Hantu Dimulai di Jerman
Saat itu Fiorentina dilatih oleh Cesar Prandelli, dan berhasil lolos hingga peredelapan final Liga Champions 2009/2010. Pada leg pertama di Allianz Arena, laga tinggal tersisa 1 menit lagi, dan kedudukan saat itu imbang 1-1. Hasil seri dengan mencetak gol di kandang lawan, apalagi dengan tim sekuat Muenchen, tentulah merupakan modal sangat berharga untuk menjalani leg kedua di Stadio Artemio Franchi.

Mimpi buruk dimulai dari sebuah umpang panjang Arjen Robben ke depan gawang Sebastien Frey. Klose dengan indah menanduk bola, dan gol. Pemain Fiorentina protes karena menganggap posisi Klose offside, tetapi wasit Ovrebro bergeming mengesahkan gol tersebut. Burung yang sudah dalam genggaman tangan Fiorentina pun terbang menjauh.

Bagi yang menyaksikan dari luar lapangan, Klose memang berdiri offside saat umpan dilepaskan Robben. Pelatih Muenchen, Louis van Gaal mengakuinya. Presiden Muenchen Karl-Heinz Rummenigge mengakuinya. Setelah menyaksikan tayangan ulang di televisi, Klose pun mengakuinya. Tetapi semua sudah terlambat.

Klose yang terkenal dengan sportivitasnya tak dapat berbuat apa-apa. “Situasinya berbeda dengan laga melawan Napoli. Saat itu saya tahu bahwa saya handball, jadi saya dapat memberi tahu wasit agar gol dibatalkan. Saat melawan Fiorentina, saya tidak tahu posisi saya offside, dan baru tahu setelah saya melihat siaran tunda di televisi. Sudah terlambat,” ujar Klose pekan lalu.

Pada leg kedua di Stadio Artemio Franchi, Fiorentina berhasil mengalahkan Muenchen 3-2, dan menyamakan agregat menjadi 4-4. Tetapi Muenchen lah yang lolos karena lebih banyak mencetak gol tandang. Mimpi besar la Viola berubah menjadi mimpi buruk.

Sang Hantu Bergentayangan di Italia
Klose seakan tak hendak membiarkan Fiorentina melupakan kejadian tragis tersebut. Setahun kemudian dia bergabung dengan Lazio. Dan tetap menjadi sosok hantu yang menakutkan bagi Fiorentina.

Di musim lalu, musim pertamanya di Lazio, saat berlaga di Stadio Artemio Franchi, wujud Klose makin menakutkan. Laga memasuki menit-menit akhir, para pendukung La Viola sudah cukup puas bahwa pertandingan akan berakhir seri 1-1. Hingga Giuseppe Sculli mengirim umpan lambung ke depan gawang Artur Boruc. Lagi-lagi tandukan Klose membuyarkan impian Fiorentina. Kali ini tanpa kontroversi. Itu gol indah buah kejeniusan Klose.

Seakan sudah ditakdirkan sebagai pembawa petaka bagi Fiorentina, pada pertemuan kedua di musim lalu di Olimpico lagi-lagi Klose mengirimkan Fiorentina ke dasar jurang mengerikan. Tendangan kerasnya usai menerima umpan manis Hernanes, menjadi gol satu-satunya Lazio ke gawang Artur Boruc malam itu. Dan gol satu-satunya di pertandingan tersebut. Sempurnalah sudah Klose menjadi sesosok hatu menakutkan bagi Fiorentina.

Minggu malam nanti, jika diturunkan, sang hantu akan kembali bergentayangan di Stadio Artemio Franchi. Kalau Klose kembali mencetak gol kemenangan, maka Klose akan menjadi legenda tersendiri bagi La Viola yang tak akan pernah dilupakan sepanjang masa. Legenda tentang sebuah mimpi mengerikan.

Avanti Lazio!