Kamis, 01 November 2012

Hingga Saat Ini Reja Masih Di Atas Petkovic


Hingga Saat Ini Reja Masih Di Atas Petkovic
oleh Galuh Trianingsih Lazuardi
© 2012

foto dari http://lazioland.com
Serie A musim ini telah menyelesaikan 10 pertandingan. Masih tersisa 28 putaran lagi, apa yang dicapai masing-masing tim belum bisa menggambarkan posisi akhir klasemen. Tiap tim secara teoritis masih mungkin meraih scudetto atapun terdegradasi ke Serie B.

Lazio memulai musim dengan harapan baru di bawah pelatih baru. Permainan Lazio berubah, bukan pada sistem saja tetapi lebih pada pola. Lazio kini lebih indah untuk dinikmati dengan pola menyerangnya, sangat berbeda dengan dua musim terdahulu yang cenderung memainkan sepakbola negatif yang pragmatis.

Petkovic segera menjadi pujaan hati Laziali. Berlainan dengan Reja yang arogan, meledak-ledak, temperamental serta tidak akrab dengan fans dan media, Petkovic adalah pribadi yang santun, rendah hati, tenang serta akrab dengan fans dan media. Petkovic memiliki kemampuan public relation yang lebih daripada sekedar memadai untuk menjadikannya sebagai media darling dan fans darling. Bukti paling nyata adalah ketika Petkovic menyingkirkan Zarate, fans cenderung diam, bahkan Zarate dicemooh ketika diganti saat melawan Genoa. Padahal, musim lalu Reja lah yang dicemooh dan dimusuhi fans Lazio ketika mendepak Zarate.

Tetapi di atas segalanya, Lazio membutuhkan seorang pelatih yang mampu mengangkat prestasinya, bukan sekedar seorang selebritas yang dipuja-puji. Tolok ukur sebenarnya adalah prestasi tim di lapangan, bukan di headline media.

Perjalanan memang masih panjang. Petkovic memberi harapan bahwa Lazio akan mampu masuk zona Liga Champions di akhir musim. Tetapi marilah kita berhenti di akhir giornata 10 ini dan membandingkan apa yang telah dicapai kedua pelatih tersebut pada titik yang sama pada musim masing-masing. Reja pada musim 2010/2011 dan 2011/2012, dengan Petkovic saat ini.

Musim 2010/2011 – Edoardo Reja:
Skuad inti, secara kualitatif tidak lebih baik daripada tim musim ini. Zarate sudah ada di skuad, sementara kiper dan bek kanan ditempati Muslera dan Lichtsteiner. Floccari, Kozak, Hernanes dan Gonzalez baru bergabung.

Pada akhir giornata 10, Lazio berada di puncak klasemen sebagai capolista. Mengumpulkan 22 poin hasil 7 menang, 1 seri, 2 kalah. Mencetak 13 gol dan kemasukkan 8 gol. Pertandingan yang telah dimainkan adalah: Sampdoria 2-0 Lazio, Lazio 3-1 Bologna, Fiorentina 1-2 Lazio, Lazio 1-1 Milan, Chievo 0-1 Lazio, Lazio 1-0 Brescia, Bari 0-2 Lazio, Lazio 2-1 Cagliari, Palermo 0-1 Lazio dan Lazio 0-2 Roma.

Musim 2011/2012 – Edoardo Reja:
Skuad inti musim ini boleh dikatakan sama dengan skuad ini. Zarate dan Floccari memang dipinjamkan, Muslera dan Lichtsteiner dijual; tetapi Marchetti, Konko, Cana, Stankevicius, Lulic, Cisse dan Klose datang. Diakite kembali dari peminjaman.

Setelah berlaga 10 kali, Lazio berada di posisi dua klasemen di bawah Udinese. Mengumpulkan 21 poin hasil 6 menang, 3 seri dan 1 kalah. Mencetak 16 gol dan kemasukkan 8 gol. Pertandingan yang telah dimainkan adalah: Milan 2-2 Lazio, Lazio 1-2 Genoa, Cesena 1-2 Lazio, Lazio 0-0 Palermo, Fiorentina 1-2 Lazio, Lazio 2-1 Roma, Bologna 0-2 Lazio, Lazio 1-1 Catania, Cagliari 0-3 Lazio dan Lazio 1-0 Parma.

Musim 2012/2013 – Vladimir Petkovic:
Skuad Lazio tidak banyak berubah. Cisse memang pergi, tetapi ada tambahan Ciani dan Ederson, serta Zarate dan Floccari yang pulang dari peminjaman.

Pada akhir giornata 10, Lazio berada di posisi empat klasemen di bawah Juventus, Inter dan Napoli. Mengumpulkan 19 poin hasil 6 menang, 1 seri dan 3 kalah. Mencetak 16 gol dan kemasukan 11 gol. Pertandingan yang telah dimainkan adalah: Atalanta 0-1 Lazio, Lazio 3-0 Palermo, Chievo 1-3 Lazio, Lazio 0-1 Genoa, Napoli 3-0 Lazio, Lazio 2-1 Siena, Pescara 0-3 Lazio, Lazio 3-2 Milan, Fiorentina 2-0 Lazio dan Lazio 1-1 Torino.


Dengan segala hormat harus saya katakan, bahwa pada titik ini Reja masih lebih baik daripada Petkovic, baik dari sisi peringkat klasemen maupun parameter poin yang diraih serta selisih gol. Lazio musim lalu, misalnya sama produktifnya dalam mencetak gol, tetapi memiliki pertahanan yang lebih baik. Tidak perlu menyinggung soal ketidakberuntungan akibat nasib atau ulah wasit. Karena Lazio juga pernah beruntung dan pernah diuntungkan wasit, dan hal-hal seperti ini berada di luar kekuasaan klub. Dan Lazio bukan satu-satunya klub yang merasakan hal ini.

Petkovic jelas harus berusaha lebih keras lagi untuk menyamai dan kalau bisa melebihi Reja. Momentum keakraban dengan fans dan media harus dijadikan modal awal untuk memudahkan upaya ini. Hari ini harus lebih baik daripada kemarin, dan esok harus lebih baik daripada hari ini.

Selamat berjuang, Petkovic! Kamu pasti bisa!

1 komentar: