Hingga
Saat Ini Reja Masih Di Atas Petkovic
oleh
Galuh Trianingsih Lazuardi
© 2012
foto dari http://lazioland.com |
Serie A
musim ini telah menyelesaikan 10 pertandingan. Masih tersisa 28 putaran lagi,
apa yang dicapai masing-masing tim belum bisa menggambarkan posisi akhir
klasemen. Tiap tim secara teoritis masih mungkin meraih scudetto atapun
terdegradasi ke Serie B.
Lazio
memulai musim dengan harapan baru di bawah pelatih baru. Permainan Lazio
berubah, bukan pada sistem saja tetapi lebih pada pola. Lazio kini lebih indah
untuk dinikmati dengan pola menyerangnya, sangat berbeda dengan dua musim
terdahulu yang cenderung memainkan sepakbola negatif yang pragmatis.
Petkovic
segera menjadi pujaan hati Laziali. Berlainan dengan Reja yang arogan, meledak-ledak,
temperamental serta tidak akrab dengan fans dan media, Petkovic adalah pribadi
yang santun, rendah hati, tenang serta akrab dengan fans dan media. Petkovic
memiliki kemampuan public relation yang lebih daripada sekedar memadai
untuk menjadikannya sebagai media darling dan fans darling. Bukti
paling nyata adalah ketika Petkovic menyingkirkan Zarate, fans cenderung diam,
bahkan Zarate dicemooh ketika diganti saat melawan Genoa . Padahal, musim lalu Reja lah yang
dicemooh dan dimusuhi fans Lazio ketika mendepak Zarate.
Tetapi di
atas segalanya, Lazio membutuhkan seorang pelatih yang mampu mengangkat
prestasinya, bukan sekedar seorang selebritas yang dipuja-puji. Tolok ukur
sebenarnya adalah prestasi tim di lapangan, bukan di headline media.
Perjalanan
memang masih panjang. Petkovic memberi harapan bahwa Lazio akan mampu masuk
zona Liga Champions di akhir musim. Tetapi marilah kita berhenti di akhir
giornata 10 ini dan membandingkan apa yang telah dicapai kedua pelatih tersebut
pada titik yang sama pada musim masing-masing. Reja pada musim 2010/2011 dan
2011/2012, dengan Petkovic saat ini.
Musim
2010/2011 – Edoardo Reja:
Skuad inti,
secara kualitatif tidak lebih baik daripada tim musim ini. Zarate sudah ada di
skuad, sementara kiper dan bek kanan ditempati Muslera dan Lichtsteiner.
Floccari, Kozak, Hernanes dan Gonzalez baru bergabung.
Pada akhir
giornata 10, Lazio berada di puncak klasemen sebagai capolista. Mengumpulkan 22
poin hasil 7 menang, 1 seri, 2 kalah. Mencetak 13 gol dan kemasukkan 8 gol.
Pertandingan yang telah dimainkan adalah: Sampdoria 2-0 Lazio, Lazio 3-1
Bologna, Fiorentina 1-2 Lazio, Lazio 1-1 Milan, Chievo 0-1 Lazio, Lazio 1-0
Brescia, Bari 0-2 Lazio, Lazio 2-1 Cagliari, Palermo 0-1 Lazio dan Lazio 0-2
Roma.
Musim
2011/2012 – Edoardo Reja:
Skuad inti
musim ini boleh dikatakan sama dengan skuad ini. Zarate dan Floccari memang
dipinjamkan, Muslera dan Lichtsteiner dijual; tetapi Marchetti, Konko, Cana , Stankevicius, Lulic, Cisse dan Klose datang.
Diakite kembali dari peminjaman.
Setelah
berlaga 10 kali, Lazio berada di posisi dua klasemen di bawah Udinese. Mengumpulkan
21 poin hasil 6 menang, 3 seri dan 1 kalah. Mencetak 16 gol dan kemasukkan 8
gol. Pertandingan yang telah dimainkan adalah: Milan 2-2 Lazio, Lazio 1-2
Genoa, Cesena 1-2 Lazio, Lazio 0-0 Palermo, Fiorentina 1-2 Lazio, Lazio 2-1
Roma, Bologna 0-2 Lazio, Lazio 1-1 Catania, Cagliari 0-3 Lazio dan Lazio 1-0
Parma.
Musim
2012/2013 – Vladimir Petkovic:
Skuad Lazio
tidak banyak berubah. Cisse memang pergi, tetapi ada tambahan Ciani dan
Ederson, serta Zarate dan Floccari yang pulang dari peminjaman.
Pada akhir
giornata 10, Lazio berada di posisi empat klasemen di bawah Juventus, Inter dan
Napoli . Mengumpulkan 19 poin hasil 6 menang, 1
seri dan 3 kalah. Mencetak 16 gol dan kemasukan 11 gol. Pertandingan yang telah
dimainkan adalah: Atalanta 0-1 Lazio, Lazio 3-0 Palermo, Chievo 1-3 Lazio, Lazio
0-1 Genoa, Napoli 3-0 Lazio, Lazio 2-1 Siena, Pescara 0-3 Lazio, Lazio 3-2
Milan, Fiorentina 2-0 Lazio dan Lazio 1-1 Torino.
Dengan
segala hormat harus saya katakan, bahwa pada titik ini Reja masih lebih baik
daripada Petkovic, baik dari sisi peringkat klasemen maupun parameter poin yang
diraih serta selisih gol. Lazio musim lalu, misalnya sama produktifnya dalam
mencetak gol, tetapi memiliki pertahanan yang lebih baik. Tidak perlu
menyinggung soal ketidakberuntungan akibat nasib atau ulah wasit. Karena Lazio
juga pernah beruntung dan pernah diuntungkan wasit, dan hal-hal seperti ini
berada di luar kekuasaan klub. Dan Lazio bukan satu-satunya klub yang merasakan
hal ini.
Petkovic
jelas harus berusaha lebih keras lagi untuk menyamai dan kalau bisa melebihi
Reja. Momentum keakraban dengan fans dan media harus dijadikan modal awal untuk
memudahkan upaya ini. Hari ini harus lebih baik daripada kemarin, dan esok
harus lebih baik daripada hari ini.
Selamat
berjuang, Petkovic! Kamu pasti bisa!
Tetep Forza Lazio Mba :)...
BalasHapus