Minggu, 29 Juli 2012

Manusia Dan Simbolisasi Alam


Manusia Dan Simbolisasi Alam
oleh Galuh Trianingsih Lazuardi
© 2012
Sekali ini, di bulan Ramadan, saya tidak menulis tentang sepakbola. Ini tentang simbolisasi yang dilakukan oleh manusia sejak dulu. Berbagai bangsa melakukan simbolisasi ini dengan harapan dapat mewujudkan nilai-nilai positif yang terdapat pada simbol yang dipakainya dalam kehidupan. Tak heran, bangsa Indian Amerika, misalnya menamai anaknya secara simbolis dengan Beruang Perkasa, Kuda Sigap dan sejenisnya dengan harapan saat dewasa mereka akan seperkasa beruang atau sesigap Kuda. Indonesia juga mengenal tokoh Kebo Ijo di masa kerajaan Singosari, tentu dengan harapan yang bersangkutan sekuat kerbau sang pekerja keras.

Hingga masa kini kita lekat dengan simbol-simbol itu. Negara pastilah memiliki simbol. Amerika Serikat, Indonesia dan hampir 70% negara di dunia memakai Elang dan segala variasi spesiesnya seperti Garuda dan Rajawali sebagai lambang negara. Demikian juga berbagai organisasi termasuk perkumpulan olahraga, memilih sebuah simbol untuk dijadikan inspirasi. Banyak simbol yang dipakai, tulisan ini tak hendak mengevaluasi dan menghakimi simbol-simbol tersebut, tetapi semata-mata menelaahnya dari karakteristik masing-masing simbol yang dipakai.

Bunga Lili
Lilies alam bahasa Inggris atau Gigliati dalam bahasa Italia. Tidak banyak yang menggunakan simbol jenis tanam-tanaman berdurasi hidup singkat seperti bunga lili ini. Tak ada orang yang berpikiran jauh ke depan yang memekai simbol tanaman semusim ini. Memakai simbol lili sama saja dengan memakai simbol kangkung, eceng gondok, toge atau terong. Maka saya tak akan membahas lebih lanjut. Betul-betul tidak penting.

Setan
Devil dalam bahasa Inggris atau Diavolo dalam bahasa Italia. Setan senantiasa dihindari bahkan dimusuhi dan dikutuk oleh umat beragama. Sebelum membaca ayat suci Al Quran misalnya, maka dibacalah: Aku berlindung dari godaan Setan yang terkutuk. Masuk akal, karena setanlah mahluk pertama yang dilaknat Tuhan karena membangkang perintahNya, dan yang menjerumuskan Hawa untuk membujuk Adam melanggar laranganNya di Taman Firdaus. Setanlah yang bersekutu dengan koruptor, maling ayam, pencuri sendal di masjid, pembunuh berantai hingga pemerkosa biadab, pembohong dan pendusta. Memakai Setan sebagai simbol, bagi saya sangat aneh, karena tak ada sedikitpun hal positif yang dapat diinspirasi dari Setan.

Ular
Snake dalam bahasa Inggris atau Biscione dalam bahasa Italia. Ini agak mirip Setan, karena Ular diyakini sebagai perwujudan Setan ketika membujuk Hawa di Firdaus. Ular jelas tidak memiliki pandangan jauh dan tinggi, karena dia hewan melata di tanah, sampah dan bahkan jamban kumuh. Ular juga simbol kelicikan. Kita mengenal ungkapan: Bagaikan ular berkepala dua. Tokoh antagonis dalam novel Harry Potter, Lord Voldemort, akrab dengan ular bernama Basilisk, dan bahkan sebagian nyawanya ada di dalam Nagini, ular peliharaannya. Asrama penyihir jahat, Slytherin, juga bersimbol ular. Hewan menjijikkan ini sering membunuh mahluk lain, termasuk manusia. Tetapi Ular memiliki predator mematikan bagi bangsanya, yaitu Elang.

Zebra
Zebra  dalam bahasa Inggris atau Zebre untuk Zebra Besar dan Zebrette untuk Zebra Kecil dalam bahasa Italia. Citra Zebra memang lebih baik daripada Setan atau Ular. Dia pelari yang tangguh. Tetapi pemakaian simbol Zebra tetaplah menjadi paradoks. Kita kenal Zebra Cross berupa garis hitam-putih melintang jalan sebagai tempat penyeberangan. Dalam konteks ini maka Zebra berfungsi untuk diinjak-injak manusia dengan sendal dan sepatu yang mungkin saja tertempel sampah atau kotoran anjing. Zebra juga melambangkan penjahat atau narapidana. Di komik Donal Bebek misalnya, trio penjahat yang dikenal sebagai Gerombolan Si Berat selalu mengenakan kostum bermotif Zebra, lengkap nomor registrasi penjara di dadanya. Seperti saya sebutkan tadi, simbolisasi Zebra merupakan paradoks. Dapat menyimbolkan pelari cepat, tetapi juga melambangkan residivis atau penjahat kambuhan.

Srigala
Wolf dalam bahasa Inggris atau Lupi dalam bahasa Italia. Bagi saya ini simbol yang paling dipertanyakan, karena citra Srigala yang lebih runyam daripada Ular sekalipun. Srigala adalah hewan yang sama sekali tidak mengenal etika. Dalam suatu kawanan Srigala, sangat umum terjadi perkawinan sedarah (incest). Ayah mengawini anak perempuan, anak mengawini ibunya atau saudaranya sendiri. Tak mungkin membuat silsilah bagi bangsa Srigala karena budaya kawin-mawin tak keruan ini. Srigala jantan juga menelantarkan pasangan yang mengandung benihnya, menelantarkan anak-anaknya, bahkan tak jarang membunuh dan menyantap mereka.

Srigala memang pemburu hewan herbivora, tetapi bagi Srigala tak ada daging segar, bangkai busukpun jadi. Nenek moyang anjing ini juga tak menyiratkan nilai positif dalam peradaban manusia. Ada pepatah: Bagaikan Srigala berbulu domba. Dalam kisah Gadis Berkerudung Merah, Srigala menipu dan memakan si gadis, kemudian memakai kerudung menyamar menjadi dirinya dan lagi-lagi memakan nenek si gadis. Pendeknya Srigala adalah citra ketamakan, kejorokan dan kekumuhan. Air liurnya yang senantiasa menjijikkan menetes-netes, mengandung kuman rabies yang siap menyebarkan wabah. Srigala memiliki beberapa predator yang siap memangsanya seperti harimau dan Elang. Anak srigala seringkali menjadi korban perburuan Elang.

Elang
Eagle dalam bahasa Inggris atau Aquille untuk Elang jantan atau Gli Aquilotti untuk Elang muda betina dalam bahasa Italia. Seperti saya sebutkan di atas, Elang dengan segala variasi spesiesnya, adalah yang terbanyak dipakai sebagai simbol negara-negara di dunia ini. Ini karena Elang memiliki karakteristik yang anggun, gagah, perkasa dan berani. Elang melambangkan pandangan yang tinggi dan jauh ke depan karena senantiasa membubung tinggi di langit biru. Elang hampir tak pernah sudi menjejakkan kakinya di tanah kecuali ketika sedang memangsa buruannya. Berlainan dengan Srigala yang menyukai bersarang di tempat kumuh bahkan di jamban kotor, sarang Elang adalah puncak-puncak pohon tinggi di gunung-gunung tertinggi. Tak heran jika Zeus, dewa tertinggi dalam mitologi Yunani memiliki pengawal seekor Elang bernama Olimpia dalam bertahta di puncak Olimpus. Dalam cerita Ramayana, Jatayu, seekor garuda yang sekeluarga Elang, mempertaruhkan hidupnya dengan gagah-berani melawan Raja Rahwana yang menculik Dewi Sinta.

Elang juga simbol penghormatan terhadap nilai etika dan moral yang luhur. Elang diketahui sebagai monogamis, setia kepada satu pasangan hingga maut menjemput. Jika kehilangan pasangannya karena kematian atau hilang, Elang memilih hidup menyendiri hingga menemukan pasangan baru. Elang jantan akan merawat dan menjamin ketersediaan makanan bagi Elang betina yang sedang mengerami telurnya. Elang jantan dan betina bersama-sama mendidik dan membesarkan anak-anaknya sebagai sebuah keluarga.

Elang mengharamkan perkawinan sedarah, tak pernah terjadi Elang mengawini orangtua, anak atau saudara sendiri. Itu sebabnya, Elang termasuk binatang yang langka dan dilindungi, karena jumlahnya yang tak banyak. Bagi Elang kualitas berada di atas kuantitas. Moral dan etika yang terjaga lebih penting daripada sekedar jumlah yang banyak. Yang pasti, Elang berada di puncak mata rantai makanan (food chains). Elang adalah predator ganas bagi hewan lain termasuk Ular dan Srigala. Tetapi Elang sendiri tak memiliki predator bagi bangsanya. Elang, inilah simbol yang sebenarnya!

Jumat, 20 Juli 2012

Olimpia, Pilihan Pada Sebuah Kesetiaan


Olimpia, Pilihan Pada Sebuah Kesetiaan
oleh Galuh Trianingsih Lazuardi
© 2012
Mungkin Anda masih ingat, ketika menjelang Derby della Capitale, 17 Oktober 2011 saat Lazio bertindak sebagai tuan rumah, dari layar televisi kita sempat menyaksikan seekor elang yang hinggap di tangan seorang ultras Lazio dibawa berlari mengelilingi lapangan stadio Olimpico. Elang betina muda (gli aquilotti) tersebut bernama Olimpia. Dia adalah maskot Lazio. Dan yang membawanya adalah si pawang yang bernama Juan Barnebe.

Elang tersebut sesungguhnya selalu menyertai tim Lazio saat bertanding di Olimpico, beberapa kali juga dibawa pada laga tandang Serie-A jika keadaan memungkinkan. Ketika Petkovic membawa pasukannya dalam camp latihan pra-musim di Auronzo di Cadore, Olimpia pun menyertai rombongan. Kali ini Olimpia membawa misi khusus, karena Lazio memang tidak sedang melakoni laga resmi.

Olimpia diberikan pilihan untuk menentukan masa depannya: kembali ke alam bebas atau tetap menyertai Lazio di musim ini, Sebuah ritual khusus dirancang dan momentum dipilih pada Kamis, 19 Juli 2012, saat para pemain menjalani latihan fisik dengan mendaki puncak Agudo. Bukan tanpa kekhawatiran, karena Olimpia tidak terbiasa hidup di alam liar sedangkan Gunung Agudo merupakan habitat alamiah elang yang hidup di alam bebas.

Demikianlah setelah semua pemain mencapai puncak Agudo, mereka menjadi saksi pelepasan Olimpia ke langit biru. Olimpia segera menikmati kebebasannya, terbang membentangkan kedua sayapnya dengan anggun dan sejenak berputar-putar seakan ingin menyaksikan untuk terakhir kalinya wajah para pemain Lazio. Tak lama kemudian, Olimpia menghilang di balik lebatnya pepohonan.

Pilihan Pada Sebuah Kesetiaan
Menjelang sore, semuanya sudah beranggapan bahwa Olimpia memilih alam bebas untuk hari depannya. Sampai tiba-tiba maskot yang telah menyertai perjalanan Tim Pertama Ibukota tersebut muncul di camp Auronzo di Cadore. Beberapa menit memutari areal latihan, dan dengan keanggunan yang hanya mungkin ditampilkan oleh seekor elang, Olimpia menukik tajam, dan menuju Juan Barnebe, hinggap di lengan yang telah lama dikenalnya. Olimpia telah menentukan pilihannya. Dan pilihannya adalah kesetiaan kepada pasukan birulangit. Olimpia ingin menjadi saksi keberhasilan Lazio mengarungi musim ini.

Elang memang spesies istimewa. Elang identik dengan keberanian, kegigihan dan keanggunan yang elegan. Di alam bebas, elang berada di puncak rantai makanan (food chains). Dia adalah predator yang tidak memiliki predator bagi dirinya sendiri. Elang adalah pemburu ulung, yang hanya mau menikmati daging segar, bukan menyukai bangkai seperti halnya srigala, misalnya.

Elang adalah nilai-nilai etika yang terjaga. Mereka tidak akan pernah mengawini keturunannya sendiri seperti hanya, sekali lagi, srigala yang menganut kehidupan incest, kawin-mawin tak menentu di antara keluarga sendiri. Dan elang adalah kesetiaan tanpa batas. Elang adalah hewan monogamis yang setia kepada satu pasangannya. Elang jantan selalu melindungi si betina yang mengerami telur, turut mencarikan makanan bagi anak-anaknya. Tidak seperti, lagi-lagi, srigala. Jika pasangannya mati atau hilang, elang akan memilih hidup sendiri hingga menemukan pasangan baru yang tidak bertautan darah.

Kesetiaan, loyalitas, itulah elang. Dan Olimpia menunjukkan nilai luhur tersebut dengan memutuskan untuk setia kepada Lazio.

Tak lekang rasanya apresiasi dan kekaguman kepada para founding fathers Lazio, yang dengan sangat arif memilih elang sebagai simbol abadi, dan bukan hewan-hewan dina lainnya seperti ular atau srigala. Tak terbayangkan andaikata seekor srigala yang dilepas dari puncak Agudo. Bukan keanggunan atau kesetiaan yang diperagakan, melainkan kengerian dan wabah rabies di segenap penjuru Italia. Grande Olimpia! 

Zarate Di Puncak Agudo


Zarate Di Puncak Agudo
oleh Galuh Trianingsih Lazuardi
© 2012
Hari kesepuluh pelatihan pra-musim di camp Auronzo di Cadore, Petkovic mengadakan program istimewa. Kamis, 19 Juli 2012 siang, usai paginya digenjot latihan taktik, Ledesma dan kawan-kawan diharuskan menjalani latihan fisik dan mental yang cukup berat: mendaki menuju puncak Gunung Agudo. Petkovic ingin melihat kemampuan fisik, daya tahan dan determinasi mental para pemain.

Para pemain tidak diperkenankan berjalan santai dan istirahat sama sekali terlarang. Mereka harus berjalan cepat dan berlomba untuk menjadi yang pertama mencapai puncak. Petkovic dan stafnya tentu tak harus ikut bersusah payah, mereka menuju puncak dengan kereta kabel. Dan pemain pun akan menggunakan kereta kabel saat menuruni Agudo, plus hidangan nikmat apple strudel untuk menemani perjalanan kembali ke camp menyusuri lereng gunung yang indah.

Di luar dugaan semua orang, pemain pertama yang mencapai pucak adalah Mauro Zarate. Rupanya, Zarate tak henti-hentinya memikat hati pelatih asal Bosnia tersebut dengan kesungguhan dan determinasinya untuk menunjukkan dirinya layak masuk dalam jajaran elit Lazio musim ini.

Tak hanya Petkovic. Zarate juga menunjukkan kesungguhannya kepada Lotito dan Tare. Kontrak Zarate memang tinggal dua tahun dengan Lazio, hingga Juni 2014. Kontrak pemain berkebangsaan Argentina ini akan segera diperpanjang selama 2 tahun hingga Juni 2016. Dengan gaji Zarate sebesar sekitar 2,5 juta euro permusim, maka sisa kontrak Zarate bernilai sekitar 5 juta euro.

Yang menarik, nilai kontrak Zarate tidak menjadi 10 juta euro, tetapi tetap pada angka sekitar 5 juta euro. Dengan kata lain, gaji Zarate dipangkas setengahnya. Atau, Tare memperoleh tambahan 2 tahun pengabdian Zarate dengan gratis, cuma-cuma. Yang lebih menarik, Zarate bersedia menerima ini. Sungguh besar tekad Zarate kali ini.

Selasa, 17 Juli 2012

Calcio Mercato Di Tengah Badai Euro


Calcio Mercato Di Tengah Badai Euro
oleh Galuh Trianingsih Lazuardi
© 2012
Krisis keuangan yang diawali dari krisis hutang Yunani akhirnya menyebar ke seluruh Eropa, terutama negara-negara Zona Euro. Bagi negara bukan pengguna matauang euro, seperti Inggris, juga tak luput dari dampak ini karena eratnya kesalingtergantungan ekonomi di antara mereka. Yunani, Italia, Turki dan Spanyol termasuk yang paling parah, sementara Jerman dan Prancis relatif memiliki daya tahan moneter yang lebih kuat.

Hal ini juga sangat memengaruhi liga-liga sepakbola utama Eropa. Lega Calcio dan La Liga sangat terpukul dengan situasi ini. Kerusakan Ligue 1, Bundesliga dan BPL relatif lebih ringan, meskipun tetap saja berpengaruh signifikan. Terjadi penurunan keuangan yang drastis bagi klub-klub utama dari liga-liga utama Eropa ini.

Financial Fair Play
Badai kedua adalah, secara kebetulan musim 2012/2013 ini adalah musim pertama mulai diberlakukan ketentuan Financial Fair Play (FFP) oleh UEFA. Ketentuan ini mensyaratkan laporan keuangan (income statement) poisitif bagi klub-klub Eropa, artinya pengeluaran klub tidak boleh lebih besar daripada pemasukannya. Pelanggaran atas ketentuan ini dapat berakibat dilarangnya klub mengikuti kompetisi Eropa, baik Liga Champions maupun Liga Europa, di musim 2013/2014 mendatang.

Selama ini kita menyaksikan dalam debat-debat antartifosi yang membangga-banggakan kekayaan pemilik klub, khususnya pada saat bursa transfer berlangsung. Kita sering melihat kebanggaan Milanisti yang karena Silvio Berlusconi adalah orang terkaya di Italia, atau Interisti yang memuja-memuji Massimo Moratti sebagai pengusaha minyak sukses yang selalu jor-joran dalam membeli pemain. Kini kebanggaan-kebanggaan tadi sama sekali tak berarti. Kini semua itu hanya “pepesan kosong”.

Klub sepakbola profesional harus berbentuk perseroan terbatas (SpA) yang keuangannya dibatasi oleh ketentuan sebagai badan usaha yang tersendiri, terpisah dari keuangan pemegang saham (pemilik). Dua raksasa kota Milano misalnya, selama ini dapat merekrut bintang-bintang besar dengan nilai transfer aduhai dan gaji setinggi langit, semata-mata karena aliran dana masuk dari pemegang saham utama mereka, Berlusconi dan Moratti. Sebagai sebuah PT pemasukan ini harus dibukukan sebagai Hutang Kepada Pemegang Saham. Akibatnya dari tahun ke tahun laporan keuangan kedua klub ini selalu merah alias defisit. Inilah yang dilarang oleh ketentuan FFP di atas. Akhir musim ini, tidak boleh ada angka merah lagi, hutang-hutang ini harus dilunasi dengan pemasukan sah dari klub, baik dari penjualan atau peminjaman pemain, pemasukan sponsor atau hak siaran televisi, dan penjualan karcis pertandingan. Dari data konsultan keuangan independen Deloitte per akhir 2011, hanya tiga klub Serie-A yang membukukan surplus keuangan: Juventus, Lazio dan Napoli. Lainnya defisit.

Kencangkan Ikat Pinggang Dan Cuci Gudang
Indikasi pertama yang dapat kita saksikan adalah pada calcio mercato musim panas (1 Juli – 31 Agustus 2012) ini. Yang pasti, harga transfer pemain cenderung merosot tajam. Tak terbayangkan, pemain sekualitas Burak Yilmas misalnya hanya memiliki banderol 5 jutaan euro, dan itupun masih kesulitan mendapatkan klub yang mau mentransfernya.

Indikasi kedua adalah eksodus pemain-pemain bintang dari liga yang negaranya terkena dampak krisis keuangan terberat. Lega Calcio kehilangan banyak bintangnya di bursa transfer. Tak kurang dari Ibrahimovic, Thiago Silva, Maicon, Nesta, Van Bommel, Borini dan banyak lagi. Sementara pemain-pemain sekelas Sneijder, Julio Cesar dan beberapa lainnya segera menyusul. Sikap mirip department store yang “cuci gudang” ini dipicu semata-mata masalah finansial. Memperpanjang kontrak sama artinya dengan pengeluaran, apalagi para pemain tadi bergaji luar biasa, rata-rata di atas 3 juta euro per musim, bahkan beberapa di atas 5 juta euro. Penjualan atau peminjaman pemain sebelum masa konrak berakhir juga berarti pemasukan uang yang berguna untuk menambal defisit.

Indikasi ketiga adalah tiada bintang baru yang masuk ke Serie-A. Kalaupun membeli pemain baru, maka dipilih pemain medioker dengan gaji tidak tinggi, atau memromosikan pemain muda dari lingkungan Primavera. Inter misalnya, banyak mengambil pemain belia mereka dari tim yang menjuarai Primavera musim lalu serta mempertahankan pelatih miskin reputasi mereka yang bergaji tidak tinggi, Stramaccioni. Pertimbangan serupa juga dilakukan tatkala memutuskan merekrut Handanovic yang bergaji hanya sepertiga gaji Julio Cesar. Pendeknya, semua melakukan pengetatan anggaran, kencangkan ikat pinggang. Semua karena krisis keuangan dan, terutama, karena FFP yang segera berlaku.

Berakit Ke Hulu Ala Lotito    
Bagaimana dengan Lazio? Tentu saja imbas krisis keuangan Eropa juga dirasakan Tim Pertama Ibukota ini. Tak ada yang tak merasakan. Tetapi posisi Lazio relatif lebih “santai” dibandingkan klub-klub besar lainnya sehubungan dengan ketentuan FFP. Ini tidak lain karena Claudio Lotito telah menerapkan kebijakan keuangan “harus surplus” dan “anti berhutang” sejak dirinya mengambil alih mayoritas saham Lazio 2004 silam. Sejak akhir musim 2004/2005 hingga kini Lazio telah memenuhi ketentuan FFP. Apalagi Lazio adalah klub Lega Calcio pertama yang mendeklarasikan diri sebagai perusahaan terbuka dan memperjual-belikan sepertiga sahamnya di Borsa Italiana (Bursa saham Italia), selain Juventus dan Roma yang mengikutinya di kemudian hari. Kebijakan keuangan yang sehat adalah mutlak bagi perusahaan publik

Lotito memang sering menjengkelkan Laziali dengan “kepelitannya”. Hemat berbelanja pemain, tak ragu menjual pemain bintang jika menguntungkan secara ekonomi (misalnya Kolarov), berencana menyewa stadion yang lebih murah daripada sewa Olimpico musim depan. Tetapi kini Lazio memiliki akumulasi surplus keuangan yang cukup besar untuk memulai musim 2012/2013. Sungguhpun demikian, Lotito tetap menjaga pendekatan konservatisme dalam keuangan. Tidak jor-joran membeli pemain, memilih Petkovic yang bergaji hanya sekitar 600.000 euro per musim, bahkan sedang berancang-ancang pula untuk “menyunat” gaji Mauro Zarate.

Lazio tidak kehilangan satupun pemain musim ini kecuali Del Nero yang habis kontraknya. Dengan rencana Petkovic hanya memakai 24-27 pemain di tim utama maka Lazio akan memiliki sekitar 20 pemain siap jual atau pinjam. Menjual pemain jelas memberikan kas masuk. Demikian juga meminjamkan pemain, yang selama ini terbukti memberikan andil sekitar 10-12% dari pemasukan Lazio.

Di saat sebagian rival mengalami kegalauan dengan keuangan dan kehilangan sebagian kekuatannya musim ini, Lazio siap menghadapi musim di bawah gelora badai keuangan Eropa dan ketatnya ketentuan FFP dari UEFA. Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke Formello. Avanti Lazio!

Zarate Di Persimpangan Jalan


Zarate Di Persimpangan Jalan
oleh Galuh Trianingsih Lazuardi
© 2012
“Dia telah bertambah dewasa,” kata Rocchi. “Dia bagian penting dari tim dan sejauh ini dia berusaha keras untuk menjadi bagian dari pemain lain,” puji Petkovic. Zarate baru?

Setidaknya ada yang berbeda dari Zarate awal musim ini. Untuk pertama kalinya dia datang dengan berat badan ideal usai sebulan di kampung halaman. Dan meskipun datang sehari terlambat, untuk pertama kalinya hal ini terjadi bukan karena kesalahannya. Yang mencengangkan, Zarate menemui sekelompok fans yang berkumpul di depan gerbang pusat latihan di Formello, memenuhi permintaan tandatangan dan berfoto bersama atau sekedar berbincang. Padahal selama ini Zarate dikenal sebagai pribadi angkuh yang “jaim” terhadap fans. Zarate baru telah lahir, tetapi mengapa?

Pemain Termahal Lotito
Zarate adalah pemain termahal yang pernah dibeli Lotito, tak kurang dari 20 juta euro. Zarate juga menempati peringkat pertama dalam daftar gaji Lazio bersama Klose, 2,5 juta euro per musim. Musim pertama bersama Lazio yang cukup cemerlang seolah segera membentuknya menjadi pribadi kontroversial. Di ruang ganti dia bersikap kurang bersahabat dan di lapangan permainannya cenderung individualitis. Sikap ini tak bermasalah bagi Reja, pelatih pragmatis yang lebih mementingkan hasil daripada proses dan sistem permainan tim secara keseluruhan. Sejauh menyumbangkan gol, Reja mengabaikan aspek non-teknis.

Petaka datang pada awal musim lalu ketika manajemen Lazio mendatangkan Klose dan Cisse. Ketika Hernanes, Mauri dan Rocchi menyambut hangat keduanya, Zarate bersungut-sungut. Dan ketika selama pra-musim Reja menempatkan Zarate hanya sebagai cadangan bersama Rocchi, Kozak dan Sculli, maka Zarate sampai pada batas kesabarannya. Dia meminta ditransfer ke luar Lazio kepada manajemen, dan menolak dimasukkan ke skuad Lazio ke Liga Europa, agar tetap dapat bermain di Liga Europa atau Liga Champions bersama klub lain.

Lotito selalu menuntut loyalitas total dari pemainnya dan tidak pernah menoleransi sikap seperti ini. Lihatlah apa yang terjadi pada Pandev ketika melakukan hal yang sama, dikeluarkan dari skuad dan “dibekukan” statusnya. Ledesma juga pernah mengalami ini, sebelum akhirnya ditolong Reja. Maka tak ayal lagi, pada hari terakhir calcio mercato, Zarate dipinjamkan ke Inter.

Periode Terburuk
Di Inter Zarate tak butuh lama untuk mengeluarkan komentar ke media yang menyakiti hati Lotito, “Inter adalah klub terhebat yang pernah diperkuatnya. Saya berharap dapat dipermanenkan di sini,” kata Zarate. Di bawah rezim Gasperini dan Ranieri, Zarate lebih sering menghangatkan bangju cadangan. Ketika pelatih Inter beralih ke Stramaccioni dan Zarate menjadi pemain inti, “Saya ingin terus bertahan di Inter daripada kembali ke Lazio.” Ketika ternyata Inter tak berminat lagi kepadanya, “Setahun bersama Inter adalah periode terburuk dalam karir saya. Saya ingin kembali ke Lazio dan merindukan Derby della Capitale.”

Pemain hebat memang acapkali bersikap kontroversial. Tetapi apakah Zarate sehebat dan seberbakat Diego Maradona atau Mario Balotelli untuk merasa berhak bersikap kontroversial? Bagi Lotito dan Tare, tidak! Maka dalam berbagai kesempatan keduanya mengisyaratkan “Tidak!” bagi kembalinya Zaraete. Hingga 7 Juli 2012 Tare masih mengungkapkan ke media bahwa Zarate akan dijual. Petkovic juga mengawali dengan sikap skeptis terhadap Zarate, karena belainan dengan Reja, dia pelatih idealis yang sangat mementingkan kerjasama dan keharmonisan tim di dalam dan di luar lapangan.

Petkovic Jatuh Hati
Sepekan dalam latihan pra-musim di Auronzo di Cadore, Zarate menjadi anak manis di dalam dan di luar lapangan. Dalam beberapa sesi latihan, Zarate ikhlas menerima kemarahan Petkovic karena sikap individualistisnya dalam bermain. Zarate bekerja keras menunjukkan dirinya layak masuk dalam pasukan elit Petkovic. Pelatih asal Bosnia ini akhirnya jatuh hati, dan mengisyaratkan keinginannya memakai Zarate, walaupun belum mengambil keputusan akhir. Dengan posisi Klose, Kozak dan Rocchi yang hampir pasti masuk tim serta tiga trequartista Ederson, Hernanes dan Mauri kokoh di skuad, maka Zarate masih harus bersaing dengan Alfaro dan Floccari. Dan tentu saja Rozzi sebagai produk regenerasi Akademi Lazio yang direkomendasikan oleh Klose, serta siapapun striker baru yang akan dibeli Tare. Musim ini Lazio memang akan tampil dengan tim yang ramping, hanya beranggotakan 24 pemain senior dan 2-4 pemain jebolan Primavera, sehingga persaingan antar-pemain untuk masuk tim sangat ketat.

Manajemen Lazio belum banyak berkomentar tentang hal ini. Tetapi Tare tetap akan membeli satu penyerang lagi, kemungkinan Guidetti atau Pazini. Lotito dikabarkan akan memperpanjang kontrak Zarate selama setahun, tetapi dengan sisa nilai kontrak yang sama. Ini sama saja dengan menurunkan gaji Zarate menjadi duapertiga dari gaji semula. Belum jelas, apakah Zarate berkenan menerima tawaran “sadis” Lotito ini.

Zarate memang telah berubah, menjadi Zarate baru yang bekerja keras, rendah hati dan berkepribadian menyenangkan. Tetapi tampaknya dia harus bekerja lebih keras lagi meluluhkan hati Lotito dan Tare untuk menjadi bagian penting Lazio musim ini. Zarate memang tengah berada di persimpangan jalan karirnya di Lazio. Terus berjuang, Mauro!

Minggu, 15 Juli 2012

Lazio Menang 14-0


Lazio Menang 14-0
Lazio memainkan laga pra-musim pertamanya Sabtu, 14 Juli 2012 ini di Auronzo di Cadore melawan tim lokal Auronzo. Lazio menurunkan dua tim yang berbeda pada babak pertama dan kedua, dan memenangi laga dengan skor 14-0. Candreva, Alfaro, Rozzi dan Gonzalez masing-masing mencetak 2 gol, sedangkan Mauri, Ledesma, Ederson, Hernanes serta pemain pengganti, Zarate, menyumbangkan masing-masing 1 gol. Petkovic menggunakan pola 4-2-2 dan yang menggembirakan adalah, meskipun baru seminggu berlatih usai liburan, kondisi fisik para pemain cukup baik.

Di babak pertama Lazio menurunkan starting eleven sebagai berikut: Marchetti; Zauri, Stendardo, Dias, Scaloni; Mauri, Ledesma, Ederson, Candreva; Floccari, Rocchi. Sedangkan di babak kedua Lazio memulai dengan susunan: Berardi; Cavanda, Diakite, Biava, Garrido; Gonzalez, Hernanes, Cana, Lulic; Rozzi, Alfaro.

Petkovic mendaftarkan 29 pemain untuk latihan pra-musim tahap pertama di Auronzo di Cadore. Tetapi beberapa pemain tak dapat ikut. Radu dan Brocchi masih menjalani penyembuhan cedera, Matuzalem mangkir tanpa kabar. Klose minta izin untuk berlibur, karena selesai membela Lazio musim lalu, dia langsung harus langsung memperkuat timnas Jerman di Euro 2012. Klose diharapkan dapat bergabung pada camp latihan tahap kedua di Fiuggi.

Misteri Matuzalem


Misteri Matuzalem
Francelino Matuzalem masih berada di Brasil. Secara sepihak memperpanjang masa liburannya, tanpa izin Lazio dan tanpa pemberitahuan ke Formello. Meskipun namanya tetap dimasukkan oleh Petkovic dalam skuad 29 pemain ke latihan pra-musim tahap pertama di Auronzo di Cadore, Matuzalem tak ikut ke sana. Satu-satunya kabar adalah dari akun Facebook-nya, di mana statusnya pada hari Minggu yang lalu menyatakan bahwa dia ingin meninggalkan Lazio. Tak ayal, Igli Tare segera memasukkan namanya dalam bursa transfer dan menawarkannya ke Bari dan Pescara.

Jumat kemarin, Matuzalem membuat status baru di akun Facebook-nya: “Mengapa mereka mengatakan aku ingin meninggalkan Lazio? Lazio adalah rumahku! Dan di Lazio aku ingin mengakhiri karirku!”

Duh, Matu, status mana nih yang benar? Serius mau bergabung kembali ke Lazio atau cuma karena sayang rumahmu bakal mubazir? Baru-baru ini Matuzalem memang dikabarkan membeli rumah di kota Roma. Kalau main di luar kota Roma, rumah baru Matuzalem bakalan kosong, dong?

Petkovic sendiri dalam wawancaranya Jumat petang mengatakan masih menantikan Matuzalem. Tetapi ada batasnya, “Semua pemain penting, tetapi tak ada pemain yang tak tergantikan,” katanya.

Sabtu, 14 Juli 2012

Petkovic: "Semua Pemain Penting, Tetapi Tak Ada Yang Tak Tergantikan!"


Petkovic: “Semua Pemain Penting, Tetapi Tak Ada Yang Tak Tergantikan!”
Mengakhiri hari kelima pelatihan pra-musim di Auronzo di Cadore, pelatih Vladimir Petkovic akhirnya bersedia memberi konferensi pers pertamanya sebagai pelatih Lazio."Hari-hari terakhir ini saya banyak membaca banyak hal di media, tetapi kalian akan memiliki banyak waktu untuk mengenal saya lebih baik. Yang terpenting saat ini adalah apa yang telah dilakukan oleh para pemain. Kami menetapkan beberapa target, dan sangat penting untuk memastikan mereka tidak berlatih terlalu berlebihan serta melakukannya tahap demi tahap. Kami berlatih tentang aspek teknis-taktis, memastikan pelatihan tidak monoton sehingga meningkatkan gairah dan kesenangan pemain dalam permainan sepakbola. Fase pertama berjalan baik, kami mengumpulkan berbagai data yang memungkinkan kami mengukur kekuatan tim dan individual pemain. Sangat penting bagi saya untuk mendapatkan masukan balik dari para pemain dan staf, sehingga saya dapat mengevaluasi apa yang telah dikerjakan hingga saat ini. 

Tentang sistem dan taktik yang akan diterapkan Lazio musim ini, “Saya memiliki prinsip-prinsip taktik yang akan dipakai, hari ini saya akan memberikannya kepada mereka dan menekankan bahwa hanya jika mereka menguasai dan menjalankannnya, maka kami akan siap bermain. Apapun taktik yang akhirnya kami terapkan, yang terpenting adalah terciptanya stabilitas dan setiap pemain bertahan harus tahu apa yang dilakukannya dan apa yang dilakukan oleh rekannya. Minggu pertama ini kami menekankan pada peningkatan kapasitas aerobik, pencegahan cedera, koordinasi dan peregangan. Minggu depan kami akan menambah bebennya dan memulai menggarap soal taktik. "

Ketika ditanya tentang penempatan Ederson dan Hernanes, Petkovic mengatakan bahwa pada tahap ini dia meminta pemainnya untuk tidak berkonsentrasi pada posisi tertentu, melainkan mencoba berbagai poisisi. "Itu akan menguntungkan dalam menjalani seluruh musim kompetisi. Setelah 3 minggu, barulah pemain akan ditempatkan pada posisi taktisnya, sekarang saya membiarkan mereka bereksperimen. Kami berusaha meningkatkan bukan hanya kualitas teknis, tetapi juga kualitas taktis dan organisasi permainan. Lazio harus mampu bermain agresif, kompak dan di atas segalanya harus bermain sebagai sebuah tim. Kami harus selalu menekan lawan, "

Hal terpenting bagi Petkovic adalah membuat Lazio bermain kolektif, bukan individualistis. Zarate, yang sering bermain individualistis, beberapa kali terkena teguran keras dari pelatih asal Bosnia ini. "Bagi saya Zarate penting bagi tim. Mauro harus menjadi bagian dari permainan tim dan bekerja bersama dengan tujuan yang sama. Saya akan mengabaikan berita-berita baik negatif maupun positif tentang dia, saat ini saya hanya dapat mengatakan bahwa Zarate telah berusaha seperti hanya pemain lain. Saya belum memutuskan pemain mana yang saya sukai dan tidak kepada manajemen. Saya akan mengevaluasi setiap pemain sebelum memutuskannya. "

Petkovic juga ditanya tentang Lulic dan Mauri. Musim lalu Lulic banyak diganggu cedera, tetapi secara umum dia melewati musim lalu dengan baik. Tetapi saya yakin dia dapat  lebih baik lagi. Saya tahu, Lulic memberikan segalanya bagi tim. Pada posisi apa dia akan saya pasang? Dari lapangan tengah ke depan, dan dia dapat bermain di kedua sisi lapangan sama baiknya, juga dapat difungsikan sebagai bek sayap. Biarkan dia mencoba yang paling tepat, lalu akan saya bandingkan dengan pemain lain, dan menentukan posisi terbaiknya. Mauri? Hari pertama saya bicara dengan dia. Tak ada yang perlu dikatakan tentang Mauri. Saya bahkan tidak memiliki keraguan sedikitpun tentang dia."

Matuzalem belum juga tiba, dia masih berada di Brasil tanpa izin atau penjelasan apapun. “Saya tak akan berbicara banyak tentang pemain secara individual. Semua pemain penting, Matuzalem seharusnya juga penting. Sebetulnya saya punya rencana untuk dia, dan memehami kualitasnya membuar saya menyesal dia tidak hadir di sini. Bagaimanapun, meskipun semua pemain penting, tidak ada satu pemainpun yang tidak dapat saya coret. Apa yang terjadi berada di luar kekuasaan saya. Bersama manajemen, saya akan menindaklanjuti masalah ini." 

Akhirnya Petkovic ditanya tentang pasar transfer, khususnya tentang pemain Palermo, Federico Balzaretti. “Tiap hari kami membicarakan ini bersama staf dan Direktur Olahraga. Masalah transfer tidak bisa diputuskan mendadak, melainkan harus didisain dengan cerdas. Balzaretti telah membuktikan dirinya mampu bermain baik di kiri maupun kanan. Dia adalah salah satu pemain sayap terbaik di Italia."

(Terjemahan bebas dari tulisan Giannino Capaldi di http://lazioland.com/NewsProfile.htm?NewsId=1325) 


Kamis, 12 Juli 2012

Kasus Stefano Mauri Ditunda Hingga September


Kasus Stefano Mauri Ditunda Hingga September

Ini tentang Stefano Mauri dan Scommessopoli. Kabar terakhir adalah bahwa Tim Jaksa kehabisan waktu sebelum musim ini berjalan, untuk menjatuhkan hukuman kepada pihak-pihak yang diduga terlibat. Kini Tim Jaksa hanya memusatkan penyidikan kepada pihak yang secara langsung terlibat dalam skandal pengaturan skor ini, yaitu Presiden Siena, Massimo Mezzaroma, dan mantan pelatih Siena, Antonio Conte, yang kini melatih Juventus.

Kasus yang melibatkan Mauri ditunda hingga September 2012. Mauri dapat saja pada akhirnya terkena hukuman skorsing, tetapi Lazio tidak akan menghadapi risiko pengurangan poin seperti halnya Siena.

Mauri sempat seminggu ditahan dan dikenai tahanan rumah selama beberapa saat, karena diduga terlibat taruhan untuk beberapa partai Serie-A 2010/2011. Sesuai peraturan, pemain boleh bertaruh asalkan bukan bertaruh pada cabang olahraga yang digelutinya. Mauri sendiri mengaku bertaruh tetapi bukan untuk sepakbola melainkan untuk basket NBA dan pertandingan tenis.

Stefan Radu Menjalani Operasi dan Bebas Hukuman Komisi Disiplin


Stefan Radu Menjalani Operasi dan Bebas Hukuman Komisi Disiplin

Telah lama sepanjang musim lalu, Stefan Radu bermasalah dengan lutut kanannya. Masalah ini membuatnya sering absen memperkuat Lazio dalam laga-laga baik di Serie-A, Coppa Italia maupun Liga Europa. Kemungkinan tindakan operasi telah sering dibicarakan.
Selasa, 10 Juli 2012 akhirnya Radu menjalani pembedahan artroskopik di Klinik Paideia milik SS Lazio dan di kota Roma, bukan di negara asalnya, Rumania, seperti pernah diberitakan beberapa media. Operasi berjalan sukses.

Hal ini membuat Radu tidak dapat bergabung dalam latihan pra-musim Lazio di Auronzo di Cadore. Dokter tim Lazio, Lovati, mengatakan bahwa semua berjalan sesuai rencana dan tim medis tidak menghadapi masalah apapun selama proses operasi. “Otot  ligamen terlihat ok”, kata Lovati, tetapi dia tidak dapat memastikan kapan Radu akan siap berlaga. Paling tidak, istirahat total selama satu minggu harus dilakukan oleh bek kiri ini, dan perawatan akan memakan waktu 40 hari.

Salam Ala Romawi Radu
Sementara itu Radu juga memperoleh kabar baik lainnya. Komisi Disiplin Persatuan Sepakbola Italia memutuskan Radu tidak bersalah berkaitan dengan fotonya yang dimuat di beberapa media usai laga melawan Napoli di Stadio Olimpico pada putaran kedua Serie-A TIM 2011/2012 lalu. Dalam foto tersebut media menuduh Radu memberikan Penghormatan ala Romawi (Roman Salute) ke arah Curva Nord. Salam penghormatan dengan mengangkat tangan kanan lurus ke depan tersebut diadopsi oleh NAZI semasa pemerintahan Adolf Hitler di Jerman.

Sikap politis, apalagi yang berkaitan dengan NAZI, memang dilarang di Lega Calcio. Manajemen Lazio dan Radu memberikan rekaman video lengkap kepada Komisi Disiplin dan mengatakan penggambaran selebrasi Radu setelah mengalahkan Napoli 3-1 tersebut oleh media, sama sekali di luar konteks.

Komisi Disiplin memutuskan Radu tidak bersalah seraya meminta media untuk lebih bertanggung jawab dan tidak membanjiri publik sepakbola Italia dengan materi yang tidak benar, karena akan merugikan Serie-A dan sepakbola Italia secara keseluruhan.
Selamat, Radu! Semoga cepat pulih!

Wawancara Dengan Kapten Rocchi


Wawancara Dengan Kapten Rocchi
Kapten tim Lazio, Tommaso Rocchi, berbincang dengan media pada akhir hari kedua latihan pra-musim di Auronzo di Cadore. Pagi harinya, para pemain diwajibkan memulai latihan pada pukul 7 pagi.

"Bangun sepagi itu dan langsung berlari-lari ke arah hutan tentulah suatu yang baru. Mengembalikan kebugaran adalah yang paling penting usai liburan. Ini bagian persiapan yang terpenting, dan kami akan bekerja keras untuk itu, sebagai landasan sepanjang musim yang akan datang. Melelahkan memang, tetapi, tetapi jelas akan membantu meraih hasil yang lebih baik. Semuanya untuk tujuan baik,."

Kemudian Rocchi menyampaikan kesannya tentang pelatih baru Lazio, Vladimir Petkovic: "Dia orang yang baik, berbicara dengan sangat baik, jelas dan langsung. Yang penting adalah kami harus bekerja sebaik kami bisa dalam suasana saling menghormati. Para staf memiliki pengetahuan yang baik, penuh perhatian kepada apa yang kami lakukan, bahkan juga di luar lapangan."

Tentang target pribadinya untuk musim ini: "Secara pribadi saya ingin melebihi apa yang dicapai Giordano dan lainnya dalam daftar pencetak gol Lazio sepanjang sejarah. Saya ingin bermain sebanyak mungkin untuk kepentingan tim. Sasaran tim adalah mencapai zona Liga Champions. Kami harus memiliki sikap yang kuat  untuk memenangi setiap pertandingan, bermain ofensif dan menguasai pertandingan. Manajemen Lazio selalu melakukan segalanya untuk meningkatkan performa tim."

Rocchi juga ditanya tentang rekan-rekannya, dimulai dari Mauri, yang masih menunggu keputusan akhir tentang nasibnya dalam kasus calcio scommese. "Dia telah melalui masa-masa sulit, tetapi dia tetap tenang. Yang ada dalam pikirannya hanyalah bermain sepakbola dan berbuat yang terbaik bagi Lazio. Saya berharap situasi ini akan berakhir sesegera mungkin. Jika sesorang melakukan kesalahan, tentu saja dia harus bertanggung jawab."

Tentang Ederson, Rocchi berkomentar, "Yang pasti lebih mudah diajak bicara dibandingkan Dias,” Rocchi bercanda, “Dia sangat menyenangkan, berwawasan luas dan seorang pemain sangat berbakat. Saya rasa dia pemain yang berkualitas, pembelian besar yang akan berkontribusi besar pada tim."

Zarate telah kembali ke Lazio, tentang ini Rocchi berkata, "Saya rasa dia telah menjadi lebih dewasa. Dia selalu memiliki kualitas, tetapi seringkali itu saja tidak cukup. Sayangnya dia tidak memiliki kontinuitas (dalam tim). Apakah Zarate menimbulkan masalah di kamar ganti? Tidak pernah ada masalah serius. Memang sering ada kejadian (tak menyenangkan) akibat tingkah lakunya, dan dia tahu itu. Tetapi saya ulangi sekali lagi, secara keseluruhan tidak pernah ada masalah dalam tim.”

Akhirnya, Rocchi ditanya tentang kemungkinan taktik permainan yang akan diterapkan Lazio musim ini: "Taktik dan formasi belum ditentukan, tetapi kami telah mendapatkan gambaran bagaimana harus bermain dengan dan tanpa bola. Kami telah mendapatkan gambaran tentang menekan secara agresif untuk mendominasi penguasaan bola."
(Terjemahan bebas dari artikel Giannino Capali dari  http://lazioland.com/NewsProfile.htm?NewsId=1311 )