Jumat, 20 Juli 2012

Olimpia, Pilihan Pada Sebuah Kesetiaan


Olimpia, Pilihan Pada Sebuah Kesetiaan
oleh Galuh Trianingsih Lazuardi
© 2012
Mungkin Anda masih ingat, ketika menjelang Derby della Capitale, 17 Oktober 2011 saat Lazio bertindak sebagai tuan rumah, dari layar televisi kita sempat menyaksikan seekor elang yang hinggap di tangan seorang ultras Lazio dibawa berlari mengelilingi lapangan stadio Olimpico. Elang betina muda (gli aquilotti) tersebut bernama Olimpia. Dia adalah maskot Lazio. Dan yang membawanya adalah si pawang yang bernama Juan Barnebe.

Elang tersebut sesungguhnya selalu menyertai tim Lazio saat bertanding di Olimpico, beberapa kali juga dibawa pada laga tandang Serie-A jika keadaan memungkinkan. Ketika Petkovic membawa pasukannya dalam camp latihan pra-musim di Auronzo di Cadore, Olimpia pun menyertai rombongan. Kali ini Olimpia membawa misi khusus, karena Lazio memang tidak sedang melakoni laga resmi.

Olimpia diberikan pilihan untuk menentukan masa depannya: kembali ke alam bebas atau tetap menyertai Lazio di musim ini, Sebuah ritual khusus dirancang dan momentum dipilih pada Kamis, 19 Juli 2012, saat para pemain menjalani latihan fisik dengan mendaki puncak Agudo. Bukan tanpa kekhawatiran, karena Olimpia tidak terbiasa hidup di alam liar sedangkan Gunung Agudo merupakan habitat alamiah elang yang hidup di alam bebas.

Demikianlah setelah semua pemain mencapai puncak Agudo, mereka menjadi saksi pelepasan Olimpia ke langit biru. Olimpia segera menikmati kebebasannya, terbang membentangkan kedua sayapnya dengan anggun dan sejenak berputar-putar seakan ingin menyaksikan untuk terakhir kalinya wajah para pemain Lazio. Tak lama kemudian, Olimpia menghilang di balik lebatnya pepohonan.

Pilihan Pada Sebuah Kesetiaan
Menjelang sore, semuanya sudah beranggapan bahwa Olimpia memilih alam bebas untuk hari depannya. Sampai tiba-tiba maskot yang telah menyertai perjalanan Tim Pertama Ibukota tersebut muncul di camp Auronzo di Cadore. Beberapa menit memutari areal latihan, dan dengan keanggunan yang hanya mungkin ditampilkan oleh seekor elang, Olimpia menukik tajam, dan menuju Juan Barnebe, hinggap di lengan yang telah lama dikenalnya. Olimpia telah menentukan pilihannya. Dan pilihannya adalah kesetiaan kepada pasukan birulangit. Olimpia ingin menjadi saksi keberhasilan Lazio mengarungi musim ini.

Elang memang spesies istimewa. Elang identik dengan keberanian, kegigihan dan keanggunan yang elegan. Di alam bebas, elang berada di puncak rantai makanan (food chains). Dia adalah predator yang tidak memiliki predator bagi dirinya sendiri. Elang adalah pemburu ulung, yang hanya mau menikmati daging segar, bukan menyukai bangkai seperti halnya srigala, misalnya.

Elang adalah nilai-nilai etika yang terjaga. Mereka tidak akan pernah mengawini keturunannya sendiri seperti hanya, sekali lagi, srigala yang menganut kehidupan incest, kawin-mawin tak menentu di antara keluarga sendiri. Dan elang adalah kesetiaan tanpa batas. Elang adalah hewan monogamis yang setia kepada satu pasangannya. Elang jantan selalu melindungi si betina yang mengerami telur, turut mencarikan makanan bagi anak-anaknya. Tidak seperti, lagi-lagi, srigala. Jika pasangannya mati atau hilang, elang akan memilih hidup sendiri hingga menemukan pasangan baru yang tidak bertautan darah.

Kesetiaan, loyalitas, itulah elang. Dan Olimpia menunjukkan nilai luhur tersebut dengan memutuskan untuk setia kepada Lazio.

Tak lekang rasanya apresiasi dan kekaguman kepada para founding fathers Lazio, yang dengan sangat arif memilih elang sebagai simbol abadi, dan bukan hewan-hewan dina lainnya seperti ular atau srigala. Tak terbayangkan andaikata seekor srigala yang dilepas dari puncak Agudo. Bukan keanggunan atau kesetiaan yang diperagakan, melainkan kengerian dan wabah rabies di segenap penjuru Italia. Grande Olimpia! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar