Minggu, 16 September 2012

A Tribute to Don Tommasino!


A Tribute to Don Tommasino!
oleh Galuh Trianingsih Lazuardi
@2012
foto: dari http://sportinglife.com
Tommaso Rocchi memang tidak lagi menjadi pilihan pertama Lazio di depan, bahkan sejak musim lalu. Di skuad Petkovic yang memiliki banyak penyerang, kapten Lazio ini memang harus legowo memberikan tempatnya kepada Klose, Floccari, Kozak, Zarate, dan di beberapa kesempatan juga kepada bintang muda Lazio, Antonio Rozzi.

Kenyataan ini tak membuatnya berkecil hati atau bersungut-sungut. Hal ini dibuktikannya dengan menolak tawaran Udinese dan Inter pada mercato lalu. Pemain yang tiga hari lagi berusia 35 tahun ini memilih bertahan di Formello meskipun menyadari bahwa posisinya di tim utama tak lagi terjamin. Rocchi bahkan tidak dimasukkan oleh Petkovic ke dalam skuad Lazio untuk fase grup Liga Europa yang segera bergulir. The Doctor memilih memberikan pengalaman pada Rozzi.

Ini juga tidak mengecilkan semangat Rocchi. Seperti dikatakan Presiden Lotito, peran Rocchi musim ini akan lebih banyak di bangku cadangan dan di ruang ganti, mirip peran Alessandro Del Piero di Juventus musim lalu. Rocchi tetap bersemangat. Pemain lain juga tetap menghargai sang kapten, walaupun tidak lagi sering menjejakkan kakinya di lapangan hijau. Lihatlah saat  Candreva mencetak gol kedua Lazio ke gawang Palermo pekan lalu. Setelah melakukan selebrasi “liar” di depan curva nord, hal pertama yang dilakukan Candreva adalah berlari ke bangku cadangan. Bukan Petkovic yang ditujunya, tetapi Rocchi, yang membalas pelukannya dengan hangat.
Rocchi memang seorang yang berjiwa besar. Awal musim 2011/2012 ketika Klose dan Cisse datang ke Lazio, Rocchi menyambutnya dengan hangat. Padahal, jika berpikir sempit, keduanya adalah rival Rocchi dalam memperebutkan posisi penyerang utama Lazio. Terhadap Petkovic yang menempatkannya sebagai penyerang kelima atau keenam, alumni akademi Juventus ini tetap menaruh hormat dan secara terbuka melontarkan pujian terhadap pelatih asal Bosnia ini. Sebagai seorang atlet, jiwa kompetitif Rocchi tak berkurang. Dia menyatakan siap diturunkan kapanpun dan siap menunjukkan performa terbaiknya.
Rocchi juga bukan seorang pemain yang penuntut. Saat masa jayanya di Lazio dan dia menjadi tandem penyerang yang berbahaya bersama Paolo Di Canio, terungkap bahwa gaji yang diterima Rocchi dari Lazio sungguh tidak layak. Bukan Rocchi yang melakukan protes, tetapi para ultras Lazio lah yang mendemo kantor Lotito dan menuntutnya agar menaikkan gaji Rocchi.
Loyalitas Rocchi kepada Lazio tak sedikitpun berubah, baik di atas lapangan maupun di bangku cadangan. Dan loyalitasnya ternyata tak bertepuk sebelah tangan. Lotito telah menjamin sebuah posisi manajerial di Lazio ketika Rocchi mengakhiri karirnya sebagai pemain. Kontrak Rocchi dengan Biancocelesti memang akan berakhir Juni 2013.
Saya sepakat bahwa Klose dan Hernanes mungkin adalah transfer terbaik Lazio di era Lotito. Atau mungkin juga Marchetti dan Lulic. Tetapi Rocchi tetap memiliki nilai tersendiri yang telah dibuktikannya melebihi pemain lain. Kesetiaannya, jiwa besarnya, delapan tahun pengabdiannya dan 105 golnya bagi Lazio, lima diantaranya dicetak di gawang AS Roma pada Derby della Capitale. Apresiasi tertinggi bagi Rocchi.
A tribute to Don Tommasino!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar