A Tribute to Don Tommasino!
oleh Galuh Trianingsih Lazuardi
@2012
![]() |
foto: dari http://sportinglife.com |
Tommaso Rocchi memang
tidak lagi menjadi pilihan pertama Lazio di depan, bahkan sejak musim lalu. Di
skuad Petkovic yang memiliki banyak penyerang, kapten Lazio ini memang harus
legowo memberikan tempatnya kepada Klose, Floccari, Kozak, Zarate, dan di
beberapa kesempatan juga kepada bintang muda Lazio, Antonio Rozzi.
Kenyataan ini tak membuatnya berkecil hati atau bersungut-sungut. Hal ini dibuktikannya
dengan menolak tawaran Udinese dan Inter pada mercato lalu. Pemain yang tiga
hari lagi berusia 35 tahun ini memilih bertahan di Formello meskipun menyadari
bahwa posisinya di tim utama tak lagi terjamin. Rocchi bahkan tidak dimasukkan
oleh Petkovic ke dalam skuad Lazio untuk fase grup Liga Europa yang segera
bergulir. The Doctor memilih memberikan pengalaman pada Rozzi.
Ini juga tidak mengecilkan semangat Rocchi. Seperti dikatakan Presiden Lotito, peran Rocchi musim ini akan lebih banyak di bangku cadangan dan di ruang ganti, mirip peran Alessandro Del Piero di Juventus musim lalu. Rocchi tetap bersemangat. Pemain lain juga tetap menghargai sang kapten, walaupun tidak lagi sering menjejakkan kakinya di lapangan hijau. Lihatlah saat Candreva mencetak gol kedua Lazio ke gawang
Rocchi memang seorang
yang berjiwa besar. Awal musim 2011/2012 ketika Klose dan Cisse datang ke
Lazio, Rocchi menyambutnya dengan hangat. Padahal, jika berpikir sempit,
keduanya adalah rival Rocchi dalam memperebutkan posisi penyerang utama Lazio.
Terhadap Petkovic yang menempatkannya sebagai penyerang kelima atau keenam, alumni
akademi Juventus ini tetap menaruh hormat dan secara terbuka melontarkan pujian
terhadap pelatih asal Bosnia
ini. Sebagai seorang atlet, jiwa kompetitif Rocchi tak berkurang. Dia
menyatakan siap diturunkan kapanpun dan siap menunjukkan performa terbaiknya.
Rocchi juga bukan
seorang pemain yang penuntut. Saat masa jayanya di Lazio dan dia menjadi tandem
penyerang yang berbahaya bersama Paolo Di Canio, terungkap bahwa gaji
yang diterima Rocchi dari Lazio sungguh tidak layak. Bukan Rocchi yang
melakukan protes, tetapi para ultras Lazio lah yang mendemo kantor Lotito dan
menuntutnya agar menaikkan gaji Rocchi.
Loyalitas Rocchi
kepada Lazio tak sedikitpun berubah, baik di atas lapangan maupun di bangku
cadangan. Dan loyalitasnya ternyata tak bertepuk sebelah tangan. Lotito telah
menjamin sebuah posisi manajerial di Lazio ketika Rocchi mengakhiri karirnya
sebagai pemain. Kontrak Rocchi dengan Biancocelesti memang akan berakhir Juni
2013.
Saya sepakat bahwa
Klose dan Hernanes mungkin adalah transfer terbaik Lazio di era Lotito. Atau
mungkin juga Marchetti dan Lulic. Tetapi Rocchi tetap memiliki nilai tersendiri
yang telah dibuktikannya melebihi pemain lain. Kesetiaannya, jiwa besarnya,
delapan tahun pengabdiannya dan 105 golnya bagi Lazio, lima diantaranya dicetak
di gawang AS Roma pada Derby della Capitale. Apresiasi tertinggi bagi Rocchi.
A
tribute to Don Tommasino!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar