Bias Gender pada Istilah Laziale dan Lazialita
oleh Galuh Trianingsih Lazuardi
© 2012
gambar dari http://dreamstime.com |
Di kalangan pendukung Lazio terjadi fenomena
serupa. Yang ini saya peduli dan prihatin, karena saya cinta Lazio dan akan
selalu begitu. Pendukung Lazio disebut sebagai Laziale (untuk tunggal)
dan Laziali (untuk jamak). Tidak seperti bahasa Jerman, bahasa Italia
tidak membedakan kata menurut gendernya. Jadi, baik yang laki-laki, perempuan
maupun yang waria sekalipun, pendukung Lazio tetap saja disebut Laziale.
Celakanya, di Indonesia digunakan istilah khusus
untuk pendukung Lazio berjenis kelamin perempuan: Lazialita. Lebih
celaka lagi, berlainan dengan Internona yang hanya ada di Indonesia ,
istilah Lazialita ini ada dalam bahasa Italia. Tetapi artinya sangat jauh
berbeda dengan pengertian Lazialita yang dikenal di sini. Lazialita berarti
segala sesuatu yang berkaitan dengan Lazio, ke-Lazio-an, atau semangat Lazio. Nama profil saya yang memakai kata "Lazialita Biancocelesti", misalnya, berarti "semangat lazio yang berwarna putih-birulangit" dan bukan "pendukung lazio cewek yang berwarna putih-birulangit".
Mengapa Tak Ada Lazianto dan Laziudin?
Sebetulnya sah-sah saja jika pendukung Lazio di
Indonesia jika ingin membuat istilah sendiri berdasarkan perbedaan jenis
kelamin. Pertanyaannya, mengapa hanya digunakan Lazialita untuk yang perempuan?
Mengapa untuk yang laki-laki tidak diberi istilah khusus: Lazianto atau Laziudin
misalnya? Tetapi dengan pongahnya mereka tetap memakai istilah Laziale bagi
pendukung yang laki-laki, sementara pendukung yang perempuan tidak berhak
mengatakan bahwa dirinya seorang Laziale tetapi Lazialita.
Apakah ini sesuatu yang artifisial saja? Tidak
juga. Buktinya ada grup yang namanya “Komunitas Laziale-Lazialita Mencari
Cinta # KOALA MECHI”. Penyebutan Laziale-Lazialita dalam dua kata terpisah berarti
Lazialita itu bukan Laziale, alias Lazialita (yang diartikan pendukung
Lazio yang perempuan) bukan Laziale (pendukung Lazio). Rancu dan bias gender!
Implikasi lain dari diskriminasi gender ini terjadi
pada “mindset” pendukung Lazio yang laki-laki. Sangat sering saya membaca
postingan atau komentar seperti, “Apakah ada Lazialita yang bener-bener suka
Lazio? Pasti mereka ikut suka Lazio karena pacarnya seorang Laziale.”
Pelecehan Gender Berkedok Pujian
Sangat sering juga terjadi, pelecehan gender yang
seolah-olah dibungkus dengan pujian, “Hebat banget, seorang Lazialita tapi
punya pengetahuan yang baik tentang Lazio.” Atau, “Kamu hebat, seorang
Lazialita tapi bisa bikin tulisan tentang Lazio.” Memangnya hanya laki-laki
yang bisa punya pengetahuan dan mampu membuat tulisan tentang suatu hal, dan
perempuan itu mahluk super tolol yang seharusnya tidak tahu apa-apa serta mampu
membuat tulisan? Saya menganggap pujian seperti itu sebetulnya sengaja bermaksud
melecehkan, karena yang pujian berfokus kepada gendernya, keperempuanannya,
bukan pada outputnya. Pengetahuan atau tulisan itu bagus, hebat atau tidak,
semuanya tergantung isinya, bukan apakah penulisnya laki-laki atau perempuan.
Beberapa kali saya juga mengalami, seorang Laziale
yang laki-laki “add” saya di pertemanan Facebook. Ketika saya “approve”, maka
dia akan membuat wallpost atau message: “Kok kamu cewek bisa suka Lazio sih,
alasannya apa?” bahkan pernah, “Bener nih kamu Lazialita? Kalo bener, coba,
Lazio dapet scudetto tahun berapa aja?”
Kalau kita keluar dari balik tempurung yang
melingkupi dan coba melihat Laziali dari seluruh dunia, kita akan melihat bahwa
perempuan yang aktif di grup-grup Ultras Lazio sangat banyak, bahkan menjadi
administrator atau moderatornya. Bukalah blog-blog Lazio di manca negara,
banyak sekali bloggers Lazio yang luar biasa yang berjenis kelamin perempuan.
Dan mereka tetap dihargai sebagai pendukung Lazio, sehingga disebut sebagai
Laziale. Tidak mengalami diskriminasi seperti di Indonesia , tidak dianggap Laziale
dan disebut sebagai Lazialita, dilakukan secara sengaja dan sepihak oleh mereka
yang mengagung-agungkan supremasi laki-laki terhadap perempuan.
saya menyukai tulisan tulisan mbak galuh :)
BalasHapusitu karena orang indonesia sangat menyukai kesalah kaprahan..dan sayangnya karena faktor kelangkaan cewek yang suka bola apalagi lazio, maka saat muncul laziale cewe pada heboh.
BalasHapusLebay Elu Ah... :D
BalasHapusBiasa aja kali neng, elu setress ya ? :D
Like this :D
BalasHapusi'm really sorry about that mbak galuh,,
BalasHapushal seperti itu terjadi karena banyaknya fans2 karbitan dari klub2 kaya baru seperti ma* c**y atau ch***ea yg kebetulan berjenis kelamin perempuan yg suka sepakbola hanya karena ketampanan pemainnya, kepopulerannya dll,,
btw, saya seorang laziale dan merupakan pembaca setia tulisan-tulisan mbak galuh,,
tetap semangat menulis mbak!
Tulisan yang bagus :) tapi sayang mengatakan Inter pecundang kota Milan :)) Bukankah Laziale dan Interisti itu ber-gemellaggio :))
BalasHapusSangat setuju.. dan telah memperbarui pandangan saya tentang kata "Lazialita".. saya pun sempat berpikir seperti kebanyakan teman2 Laziale lainnya dan saya pun setuju bahwa saya pun salah dalam pengartian.. :)
BalasHapusTapi untuk menambahkan, kata "Lazialita" khususnya di Indonesia mungkin tersematkan untuk yg bergender perempuan.. tapi dilain pihak mungkin ada yang menerima kata Lazialita disematkan untuk yg bergender perempuan tanpa ada diskriminasi dan lain sebagainya..tapi walaupun ada yang menganggap Lazialita itu untuk Gender perempuan mungkin saja hanya untuk menambah/memperbanyak fan/komunitas2 Laziale semata tanpa adanya rasa diskriminasi dan sebagainya.. dan semoga dengan tulisan di atas buat kita para Laziale sejati, agar lebih berpikir seperti saudara agan di atas yahhh..
Thin Positive Bahwa bersama Lazio tidak ada Diskrimanasi..
FORZA LAZIO.. Non Mollare Mai.. Thank buat "Galuh Trianingsih Lazuardi" sangat bermanfaat.. Peace
Maap yahh repost.. saya menulisakan "agan" dlm comment saya.. tanpa mengurangi rasa hormat hanya kesalahan semata yahhh.. Really sorry n thanks again.. Peace..
HapusHemmm.. baiknya berdiskusi dahulu atau obserfasibdlu sebelum membuat tulisan.. ulasan gender ini jg seharusnya di bicarakan sma ahlinya dlu.. maaf klo aku baca ini ngga beda jauh dengan curhat.. terima kasih..
BalasHapus